REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Doni Mordano mengatakan, industri yang berada di wilayah hulu hingga hilir adalah penyumbang kehancuran ekosistem Sungai Citarum. Setiap hari ratusan ton limbah industri tersebut dibuang ke sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut. "Kehancuran ekosistem sungai tersebut disumbang oleh industri yang ada di wilayah hulu hingga hilir," kata dia dalam perbincangannya dengan Republika.co.id di Bandung.
Menurut Pangdam dari 3.200 industri yang ada di hulu dan hilir sebanyak 2.000 merupakan perusahaan tekstil. Dari jumlah tersebut, dia mengatakan, sebanyak 1.900 tak memilki instalasi pengolahan limbah.
Dengan tak memiliki instalasi pengolahan, maka secara otomatis industri ini membuang limbah langsung ke sungai. "Sungai Citarum pun tercemar limbah cair berbahaya. Sejumlah ikan khas sungai ini sudah punah. Yang bertahan hanya ikan sapu-sapu yang sudah mengandung mercuri di tubuhnya. Dan itu pun masih diambil untuk kemudian diolah dan dijual ke masyarakat," ujar mantan Danjen Kopassus ini.
Persoalan pencemaran oleh kalangan industri ini jadi perhatian khusus Satgas Citarum Harum. Salah satu solusi untuk mengatasi persoalan pencemaran oleh kalangan industrj yaitu melalui pembangunan instalasi pengolahan limbah bersama. Untuk mengelola ini, dia menyebut, Kementrian LH telah menggandeng pihak swasta untuk pembangunan serta pengelolannya. "Pengelolaan IPAL terpadu yang digagas Kementrian LH akan menggandeng pihak swasta. Ini bisa jadi solusi," kata mantan Komandan Paspampres ini.