Senin 12 Mar 2018 05:13 WIB

Menteri Jerman Sebut Perang Dagang AS-Eropa Bisa Dihindari

Trump menetapkan tarif impor 25 persen untuk baja dari 10 persen untuk aluminium.

Presiden AS, Donald Trump
Foto: thedailybeast.com
Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Perekonomian Jerman Brigitte Zypries mengatakan perang dagang Eropa dengan Amerika Serikat masih bisa dihindari. Dia mengharapkan perundingan di antara kedua pihak itu di Brussel pada akhir pekan ini dapat mencegah pemanasan keadaan.

Pada Kamis (8/3), Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan tarif impor sebesar 25 persen untuk baja dari 10 persen untuk aluminum. Kebijakan itu ditentang keras oleh sejumlah sekutu Washington, termasuk Uni Eropa dan Jepang.

Perwakilan Dagang Amerika Serikat Robert Lighthizer akan bertemu dengan kepala komisi dagang Uni Eropa Cecilia Malmstrom. Selain itu, secara terpisah, dia akan menemui Menteri Perdagangan Jepang Hiroshige Seko di tengah kekhawatiran akan ancaman perang dagang dunia akibat kebijakan Trump.

Zypries, kepada stasiun radio Deutschlandfunk, mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada tarif yang telah diberlakukan dan masih terlalu dini untuk membicarakan kemungkinan terjadinya perang dagang.

"Namun kita telah sampai pada sebuah situasi di mana kejadian-kejadian awal bisa menjadi serius," kata dia.

Zypries mengatakan bahwa Uni Eropa tengah berupaya menyelesaikan sengketa dagang ini melalui perundingan.

"Masih ada perundingan yang tengah berlangsung, sehingga dengan demikian hal ini masih berada dalam domain diplomasi, bukan perang," kata dia.

Zypries mengatakan bahwa usulan kebijakan tarif dari Trump merupakan pelanggaran atas aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan bahwa Jerman akan berkoordinasi dengan Komisi Eropa untuk membicarakan bagaimana langkah terbaik untuk merespon kebijakan Trump.

"Tentu saja, kami bisa membawa persoalan ini ke WTO. Sebagai tambahan, kami juga akan memikirkan kebijakan balasan," kata Zypries.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement