REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Uni Emirat Arab (UAE) menawarkan untuk membangun kembali sebuah masjid bersejarah di Kota Mosul, Irak, Masjid Jamie An-Nuri. Masjid bersejarah tersebut terkenal karena menara miringnya.
Satu pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mengatakan Duta Besar UAE untuk Irak Hassan Ahmed Ash-Shihi mengajukan permohonan tersebut atas nama negaranya ketika ia diterima oleh Al-Abadi di kantornya. Sheikh Mohammed bin Zayed An-Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi, menggagas tawaran untuk membangun kembali Masjid An-Nuri dan mengara Al-Hadbaanya, salah satu tonggak sejarah paling terkenal di Kota Tua Mosul, yang porak-poranda, kata pernyataan itu.
Ash-Shihi mengatakan seorang utusan khusus dari UAR akan datang ke Baghdad untuk tujuan itu, kata pernyataan tersebut, sebagaimana dilaporkan Xinhua, pada Ahad (11/3).
"Pada gilirannya, Al-Abadi mengkonfirmasi keinginan Irak untuk memperkuat hubungan dengan UAE dengan dasar kepentingan timbal-balik rakyat kedua negara," katanya.
Mosul, 400 kilometer sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, telah dikuasai oleh gerilyawan fanatik IS sejak Juni 2014, ketika pasukan pemerintah meninggalkan senjata mereka dan melarikan diri, sehingga memungkinkan petempur IS menguasai banyak bagian Irak Utara dan Barat. Pada 21 Juni 2017, petempur IS meledakkan Masjid An-Nuri di Mosul dan Menara Al-Hadbaa, sementara pasukan Irak mendesak ke dekat Masjid di sisi barat Mosul itu.
Masjid An-Nuri dibangun pada 1172 dengan menara miringnya yang terkenal, yang memberi kota tersebut nama julukan "Al-Hadbaa", atau "bongkok". Masjid itu memiliki nilai sombolis, sebab itu adalah tempat pemimpin IS Abu Bakr Al-Baghdadi mengumumkan "kekhalifahan" lintas-perbatasan di Irak dan Suriah dalam penampilan tunggalnya di hadapan umum pada Juli 2014.
Pada 10 Juli, Al-Abadi secara resmi mengumumkan pembebasan Mosul dari petempur IS, setelah hampir sembilan bulan pertempuran sengit untuk mengusir gerilyawan fanatik dari kubu utama terakhir mereka di Irak.