REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lembaga survei Polmark Indonesia mengungkapkan berbagai pertimbangan yang digunakan masyarakat Jawa Timur dalam memilih gubernur dan wakil gubernur. Berbagai pertimbangan masyarakat tersebut diketahui dari hasil survei yang dilakukan Polmark Indonesia pada 6-11 Februari 2018.
Dari hasil survei tersebut diketahui, 91,9 persen responden akan memilih gubernur dan wakil gubernur yang taat beragama. Kemudian, 88,8 persen responden menyatakan akan memilih gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur yang beragama Islam.
"Kemudian 86,1 persen responden menyatakan berpengalaman dalam pemerintahan menjadi pertimbangan mereka memilih gubernur dan wakil gubernur," kata Direktur Riset lembaga survei Polmark Indonesia, Eko Bambang Subiantor dalam pemaparannya di Hotel Mercure Surabaya, Rabu (14/4).
Eko melanjutkan, 84,3 persen responden juga menjadikan penampilan menarik dan kharismatik sebagai pertimbangan mereka memilih. Tak hanya itu, 75,2 persen dari total responden juga mengharapkan gubernur dan wakil gunernur yang mereka pilih adalah putra asli daerah.
Sementara, hanya 50,9 persen dari total responden yang menjadikan jenis kelamin laki-laki sebagai gubernur dan wakil gubernur yang mereka pilih. "Ini artinya isu gender ini tidak berlaku di Pilgub Jatim," ujar Eko.
Eko melanjutkan, dari hasil survei tersebut, diketahui masyrakat Jatim menginginkan pemimpin yang setidaknya memiliki empat sifat kepemimpinan. Dimana, 38,1 persen diantaranya mengharapkan pemimpin yang jujur dan amanah.
Kemudian, 27,7 persen responden mengharapkan pemimpin yang merakyat, dan peduli terhadap orang miskin. Eko melanjytkan, 12 persen di antara responden mengharapkan pemimpin yang memiliki sifat tegas. Kemudian, 6 persen dari jumlah responden memilih pemimpin yang baik dan pandai menempatkan diri.
Eko menjelaskan, survei ini dilaksanakan pada 6-11 Februari 2018 dengan jumlah responden sebanyak 1.200 orang (50:50) laki-laki dan perempuan. Populasi survei merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Jawa Timur, dan telah mempunyai hak pilih. Yakni, berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah ketika dilakukan survei.
Adapun, sampel survei tersebut berasal dari seluruh provinsi di Jawa Timur yang terdistribusi secra proporsional, berdasarkan besaran jumlah penduduk. Survei tersebut menggunkan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
"Setiap responden terpilih diwawancara dengan metode tatap muka. Kemudian dilakukan quality control sebanyak 20 persen, dengan cara mendatangi kembali responden terpilih," kata Eko.