Kamis 15 Mar 2018 21:55 WIB

KOI Minta Pengurus Cabor Perkuat Hubungan Internasional

Pengurus induk cabor harus antisipasi agar nomor pertandingan andalan tak dihapus.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir saat pembukaan RAT KOI,  Rabu (28/2) di Hotel J.Luwansa Jakarta.
Foto: Republika/Fitriyanto
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir saat pembukaan RAT KOI, Rabu (28/2) di Hotel J.Luwansa Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Indonesia (KOI) meminta pengurus-pengurus induk cabang olahraga memperkuat hubungan internasional organisasi. Langkah ini guna mengantisipasi perubahan nomor pertandingan dalam Asian Games 2018.

"Kami minta pengurus cabang-cabang olahraga mulai membuka mata, terutama pada bidang hubungan internasional mereka karena tidak mungkin keputusan perubahan nomor pertandingan itu mendadak," kata Ketua Umum KOI Erick Thohir di sela-sela tinjauan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (15/3).

Permintaan Erick itu muncul setelah Federasi Angkat Besi Asia (AWF) membalas surat Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi tentang persetujuan federasi itu untuk mempertahankan kelas 62 kilogram pada Asian Games.

"Keputusan terkait perubahan nomor pertandingan dalam kejuaraan internasional tentunya telah dikomunikasikan oleh federasi masing-masing cabang olahraga pada jauh-jauh hari. Pengurus cabang olahraga perlu menjadi ujung tombak hubungan internasional terutama terkait perubahan nomor pertandingan," ujar Erick.

Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Penyelenggara Asia Games 2018 (Inasgoc) mengingatkan kepada pengurus induk cabang olahraga tentang keputusan Rapat Koordinasi Asian Games ke-8 di Jakarta pada Januari.

"Dewan Olimpiade Asia (OCA) mengingatkan nomor pertandingan Asian Games yang diikuti kurang dari enam negara peserta akan dihapus dalam Asian Games. Maka, pengurus induk cabang olahraga (cabor) harus antisipasi agar nomor-nomor pertandingan andalan mereka tidak dihapus," kata Erick.

Inasgoc dan KOI, menurut Erik, telah membuktikan lobi dalam hubungan internasional dengan organisasi internasional olahraga dengan kehadiran sejumlah cabang olahraga yang sebelumnya tidak ada dalam Asian Games. "Kami kerja keras untuk turut menyukseskan prestasi kontingen Indonesia dengan memperjuangkan cabang olahraga, seperti jetski, bridge, paralayang, perahu naga serta nomor speed pada cabang panjat tebing," jelas Erick.

Selain meminta kewaspadaan pengurus cabang olahraga, KOI juga meminta para atlet nasional yang masuk dalam kontingen Indonesia untuk tidak mengkhawatirkan isu-isu penyelenggaraan ataupun perubahan nomor pertandingan. "Saya minta atlet-atlet dalam kontingen tidak terlalu mempedulikan isu penyelenggaraan dan lantas menjadi tidak bersemangat saat berlatih. Soal penyelenggaraan akan menjadi tugas pengurus cabang masing-masing yang semestinya juga berjuang," kata Erick.

Inasgoc, lanjut Erick, akan melaporkan balasan surat AWF tentang kelas 62 kilogram yang tetap dipertahankan dalam Asian Games 2018 kepada Dewan Pengarah Asian Games, sebelum memutuskan jumlah nomor pertandingan menjadi 463.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement