REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Commuterline Indinesia (KCI) dan Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) bekerja sama mengintegrasikan kereta rel listrik (KRL) dengan bus. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan kartu multi trip (KMT) yang bisa digunakan menjadi alat pembayaran bus PPD.
Humas PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, untuk selanjutnya akan dikembangkan sistem pembayarannya. "Saat ini KMT juga sedang kita lakukan pengembangan untuk perizinan uang elektronik (dari perbankan)," kata Eva di Stasiun Sudirman, Jumat (16/3).
Dengan begitu menurut Eva jika pembayaran bisa menggunakan uang elektronik lain maka akan beragam juga bus yang akan digunakan. Kemungkinan, kata dia, akan ada moda lain yang akan terintegrasi dengan KRL selain bus dari Perum PPD.
Meskipun begitu, Eva menegaskan tujuan utama dengan adanya intergrasi tersbut agar memudahkan pengguna KRL berpindah ke transportasi lain. "Pengembangan ke depannya bagaimana pengguna KRL ini bisa lebih dimudahkan pada saat dia memiliki KMT dan berpindah moda dia tetap bisa menggunakan satu kartu," jelas Eva.
Selain itu, Eva menuturkan dengan adanya integrasi tersebut bukan berarti pengguna KRL harus membeli KMT baru untuk menikmati pelayanannya. Semua pengguna KRL yang memiliki KMT bisa menggunakan kartunya untuk menggunakan bus PPD di Stasiun Sudirman.
Saat ini KRL terintegrasi dengan bus PPD baru bisa dinikmati di Stasiun Sudirman dengan masa sosialisasi sampai 12 April 2018. Untuk menggunakan bus PPD dari Stasiun Sudirman, pengguna KRL bisa menggunakan KMT sebagai alat pembayara bus PPD.
Penumpang yang ingin menggunakan bus tersebut dari Stasiun Sudirman bisa menunggu di titik penjemputan di Jalan Blora dekat stasiun. Bus PPD tersebut tersedia untuk penumpang yang ingin menuju Blok M dan Stasiun Manggarai.