Ahad 18 Mar 2018 10:14 WIB

Delegasi Muslim Australia Takjub dengan Keragaman Indonesia

Ada banyak perbedaan dan keragaman, tapi masih bersama dengan damai.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Lima peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia saat mengunjungi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/3). (Foto: Muhyiddin/Republika)
Foto: Foto: Muhyidin/Rrepublika
Lima peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia saat mengunjungi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/3). (Foto: Muhyiddin/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia belajar tentang keragaman yang ada di Indonesia sejak 5 sampai 17 Maret 2018. Selama dua pekan itu, kelimanya telah berkunjung ke Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar. Republika.co.id sempat mengikuti kelima dekegasi tersebut saat mengunjungi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta, J umat (16/3) sore.

Kelima delegasi tersebut, Ms Saba Awan, Mr Abdul Hameed Kherkhah, Ms Anam Javed, Mr Siddick Tegally, dan Ms Eiman Al Ubudy merasa takjub dengan keragaman yang ada di bumi nusantara. Rombongan Muslim Australia itu berkumpul di Pelabuhan Sunda Kelapa. Kemudian, menyebrang menggunakan kapal perahu menuju Masjid Luar Batang, sembari mereka melihat kehidupan masyarakat Indonesia di pesisir pantai Jakarta Utara.

photo
Lima peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia saat mengunjungi Masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (16/3). (Foto: Muhyiddin/Republika)

 

"Saya melihat di Indonesia saling menghormati dan menghargai. Ada banyak perbedaan dan keragaman tapi masih bersama dengan damai," ujar salah satu peserta, Abdul Hameed Khekhah saat berbincang dengan Republika.co.id di atas perahu kayu.

Hameed juga tidak menduga di Indonesia yang mayoritas Muslim ternyata sangat menghargai keberadaan peninggalan sejarah dari agama-agama lain seperti Candi Borobudur. Selain itu, ia juga merasa takjub dengan toleransi umat Islam Indonesia terhadap adanya perayaan-perayaan agama lain.

"Selain itu, persepsi dari luar itu Indonesia pasti syariah-syariah. Tapi ternyata ada juga sistem hukum Indonesia dan banyak agama yang saling menghargai di Indonesia," kata Hameed.

Sementara itu, Koordinator Program Pertukaran Muslim (MEP), Rowan Gould mengatakan bahwa setelah mengunjungi tiga kota besar di Indonesia, kelima delegasi tersebut bisa melihat secara langsung tentang keragaman di Indonesia. "Mereka bisa melihat secara langsung kalau Indonesia itu negara mayoritas muslim. Di sini tentu saja dihormati Islam sebagai agama mayoritas, namun keberadaan agama lain dihormati juga," kata Rowan.

Selain masjid luar Batang, rombongan tersebut juga mengunjungi beberapa museum di Jakarta Utara, deperti Mmuseum Bahari di Pasar Ikan dan juga Museum Kota Tua. Selama kunjungan ke Indonesia, lima dekegasi tersebut juga bertemu organisasi Islam, pemimpin komunitas, pesantren, akademisi, dan media.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement