REPUBLIKA.CO.ID, BOJONGSOANG- Puluhan warga RW 09 dan 10, Kampung Cijagra, Desa Bojongsoang, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung memprotes keberadaan tanggul sementara yang berada di sungai Citarum lama berbatasan dengan Sungai Cikapundung. Sebab, keberadaannya membuat genangan banjir di pemukiman tak kunjung surut.
Setelah warga melakukan protes sekitar tiga kali, akhirnya tanggul tersebut dibongkar menggunakan alat berat, Rabu (21/3). Salah seorang warga setempat, Ani Sudilawati (43) mengungkapkan adanya tanggul tersebut membuat banjir diwilayahnya selama satu bulan tak kunjung surut.
"Sejak dibendung, sebulan lebih air banjir enggak surut. Padahal biasanya sehari juga udah surut atau paling lama lima hari. Karena dibendung, air banjir meluap kesini," ujarnya, Rabu (21/3).
Ia menuturkan, warga yang mengungsi di Gedung Tenggo, Bojongsoang sudah bosan. Karena, biasanya warga hanya mengungsi selama dua hari saja, karena banjir langsung surut. "Ini baru pulang dua hari kemarin, lumayan air sudah surut walau masih banjir," katanya.
Menurutnya, akibat banjir yang berlangsung sebulan lebih di Cijagra, semua perabotan dan kusen bangunan rumahnya rusak karena terendam. Katanya, para warga bersyukur tanggul sementara sudah bisa dibongkar.
Terpisah, warga Kampung Parung Halang RW 02 Kelurahan Andir, Kabupaten Bandung mengeluhkan keberadaan folder pompa air di wilayah tersebut yang dibangun sejak 2005 tidak berfungsi. Padahal fungsinya untuk meminimalisasi banjir namun belum dimaksimalkan fungsinya.
"Sejak 15 tahun lalu, warga mengeluhkan pompa air yang tidak berfungsi dan kurang maksimal. Alasan pengelola karena kurangnya pasokan bahan bakar," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bandung, Gun Gun Gunawan mengungkapkan keluhan warga sudah disampaikan kepada BBWS dan pengelola. Termasuk keinginan masyarakat sekitar untuk dilibatkan dalam pengelolaan dan bersama menjaga kondisi di sekitar folder.
"BBWS harus melakukan evaluasi agar fungsi dari folder bisa dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar," ungkapnya.