Kamis 22 Mar 2018 15:04 WIB

Belum Ada PDAM di Indonesia yang Hasilkan Air Layak Minum

Revitalisasi PDAM dan kesadaran menjaga kebersihan sangat dibutuhkan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Indira Rezkisari
Indonesia kaya akan sumber air bersih, namun tercemar akibat ulah manusia.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Indonesia kaya akan sumber air bersih, namun tercemar akibat ulah manusia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidrogeologis dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rahmat Fajar Lubis, menyebutkan Indonesia memiliki satu daerah pun dengan Perusahaan Air Minum (PAM) yang layak minum. Sebab, secara kualitas air PAM belum bisa terpakai.

"Seperti PDAM itu memang cita-citanya untuk air minum. Tapi sejauh ini air PAM itu belum layak diminum," kata Rahmat di Gedung LIPI Gatot Subroto Jakarta, Kamis (22/3).

Karena itu, Rahmat memandang perlu adanya revitalisasi PAM di berbagai daerah di Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya memiliki banyak sekali sumber air bersih. Kendati demikian, pada kenyataannya air bersih tersebut malah tercemar karena ulah manusia itu sendiri.

Misalnya, kata Rahmat, kesadaran masyarakat dalam membuang sampah masih sangat minim. Sehingga sering kali sungai, atau aliran-aliran air dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.

"Coba kita ngobrol sama warga yang tinggal di pinggir waduk di Jakarta, terus tanya. 'Bapak mau minum air di waduk itu nggak?" Terus dijawab, nggak'. Nah dari jawabannya sudah terlihat bahwa dia tidak pernah dengan lingkungan," jelas Rahmat.

Contoh tersebut, kata Rahmat, seolah menjadi miniatur mentalitas dan pola pikir bangsa Indonesia saat ini akan pengelolaan lingkungan. Terlebih, pengawasan dari pemerintah dari pusat hingga daerah pun masih minim.

"Implementasi dan pengawasan itu jadi kendala utama selama ini saya rasa. Bagaimana kita mengawasi itu bagaimana bisa saling mengingatkan. Itu yang paling berat," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement