REPUBLIKA.CO.ID, MUSI BANYUASIN -- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan menyiapkan konsep pembangunan masjid ramah lingkungan pertama di Bumi Serasan Sekate ini. Masjid ramah lingkungan pertama segera dibangun di Desa Tanah Abang, Kecamatan Batang Hari Leko terintegrasi dengan ecopark yang diharapkan bisa dikembangkan ke seluruh wilayah lainnya.
Plt Kadiskominfo Musi Banyuasin Dicky Meiriando menjelaskan, konsep dan rencana pembangunan masjid ramah lingkungan itu pada acara silaturahmi Plt Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat di kantor camat Batang Hari Leko.
Masjid tersebut akan dibangun dengan mengangkat konsep perpaduan tradisional dan modern dengan mengedepankan prinsip praktis, ekonomis, dan juga akrab dengan perkembangan teknologi.
"Bangunannya berbentuk tradisional, namun semua fasilitas masjid akan menggunakan pendekatan teknologi modern, ramah lingkungan, dan hemat biaya," ujarnya, Ahad (25/3).
Menurut dia, pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan waktu paling lama tiga tahun itu, bagian atapnya tanpa menggunakan kubah seperti kebanyakan bangunan masjid di kabupaten ini dan daerah lainnya.
Bangunan masjid ramah lingkungan itu menggunakan atap limas sebagai ciri khas rumah tradisional masyarakat kabupaten ini dengan tinggi 17 meter. Sedangkan tinggi bangunan lima meter dan luas tempat salat 30 x 30 meter berkapasitas 1.200 jamaah.
Seluruh sistem penerangan Masjid Raya Batang Hari Leko akan menggunakan lampu hemat energi listrik (Light Emitting Diode-LED) dan dibuat rongga-rongga untuk memanfaatkan cahaya dari sinar matahari sebagai penerangan. Sedangkan, pembuangan air bekas wudu akan disaring dan digunakan untuk menyirami lanskap taman yang ada di sekitar masjid, sehingga air tidak terbuang percuma.