Ahad 25 Mar 2018 14:37 WIB

Musi Banyuasin Siapkan Konsep Masjid Ramah Lingkungan

Bagian atap masjid tanpa menggunakan kubah seperti kebanyakan bangunan masjid lainnya

 Plt Bupati Musi Banyuasin, Beni Hernedi,
Foto: Instagram
Plt Bupati Musi Banyuasin, Beni Hernedi,

REPUBLIKA.CO.ID, MUSI BANYUASIN -- Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan menyiapkan konsep pembangunan masjid ramah lingkungan pertama di Bumi Serasan Sekate ini. Masjid ramah lingkungan pertama segera dibangun di Desa Tanah Abang, Kecamatan Batang Hari Leko terintegrasi dengan ecopark yang diharapkan bisa dikembangkan ke seluruh wilayah lainnya.

Plt Kadiskominfo Musi Banyuasin Dicky Meiriando menjelaskan, konsep dan rencana pembangunan masjid ramah lingkungan itu pada acara silaturahmi Plt Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi dengan pemangku kepentingan dan masyarakat di kantor camat Batang Hari Leko.

Masjid tersebut akan dibangun dengan mengangkat konsep perpaduan tradisional dan modern dengan mengedepankan prinsip praktis, ekonomis, dan juga akrab dengan perkembangan teknologi.

"Bangunannya berbentuk tradisional, namun semua fasilitas masjid akan menggunakan pendekatan teknologi modern, ramah lingkungan, dan hemat biaya," ujarnya, Ahad (25/3).

Menurut dia, pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan waktu paling lama tiga tahun itu, bagian atapnya tanpa menggunakan kubah seperti kebanyakan bangunan masjid di kabupaten ini dan daerah lainnya.

Bangunan masjid ramah lingkungan itu menggunakan atap limas sebagai ciri khas rumah tradisional masyarakat kabupaten ini dengan tinggi 17 meter. Sedangkan tinggi bangunan lima meter dan luas tempat salat 30 x 30 meter berkapasitas 1.200 jamaah.

Seluruh sistem penerangan Masjid Raya Batang Hari Leko akan menggunakan lampu hemat energi listrik (Light Emitting Diode-LED) dan dibuat rongga-rongga untuk memanfaatkan cahaya dari sinar matahari sebagai penerangan. Sedangkan, pembuangan air bekas wudu akan disaring dan digunakan untuk menyirami lanskap taman yang ada di sekitar masjid, sehingga air tidak terbuang percuma.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement