Selasa 27 Mar 2018 04:17 WIB

Mantan Pemimpin Katalan akan Hadir di Pengadilan Jerman

Puluhan Ribu penduduk Katalan menggelar aksi unjuk rasa di Barcelona Minggu lalu

Carles Puigdemont.
Foto: EPA-EFE/JORDI BEDMAR
Carles Puigdemont.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN  -- Mantan presiden Katalan, Carles Puigdemont, akan muncul di pengadilan Jerman pada Senin (26/3) saat Spanyol berusaha mengekstradisinya atas usaha kemerdekaan pada kawasan tersebut. Pada malam sebelumnya terjadi unjuk rasa dengan belasan orang terluka dalam bentrokan dengan polisi.

Puigdemont ditahan di negara bagian Schleswig-Holstein, Jerman utara, pada Minggu, lima bulan setelah mengasingkan diri dari Spanyol, tempat ia menghadapi tuduhan hasutan, pemberontakan dan penggelapan, yang dapat menyebabkan 25 tahun penjara. Puigdemont memasuki Jerman dari Denmark setelah pada Jumat meninggalkan Finlandia, tempat dia menghadiri konferensi.

Unjuk rasa di Barcelona terhadap penangkapannya oleh puluhan ribu penduduk Katalan berujung bentrokan pada Minggu malam. Di luar kantor pemerintah pusat di ibu kota Katalan, polisi antihuru-hara memukuli pengunjuk rasa yang melambaikan bendera dengan tongkat, menyebabkan beberapa diantaranya mengucurkan darah pada dahi mereka. Tiga pengunjuk rasa ditangkap dan 50 orang menderita luka ringan, kata polisi.

Mahkamah Agung Spanyol pada Jumat memutuskan bahwa 25 pemimpin Katalan, termasuk Puigdemont, akan diadili untuk pemberontakan, penggelapan atau tidak mematuhi negara terkait referendum yang diadakan di Katalunya Oktober lalu, yang meminta kawasan timur laut yang kaya tersebut untuk memisahkan diri dari Spanyol.

Pemerintah Madrid menganggap referendum, yang secara luas diboikot oleh penentang kemerdekaan, adalah hal ilegal dan mengambil alih kekuasaan langsung Katalunya menyusul deklarasi simbolik kemerdekaan oleh parlemen Katalan.

Pengadilan juga telah mengaktifkan kembali surat perintah penangkapan internasional untuk empat politisi lainnya yang pergi mengasingkan diri pada tahun lalu. Puigdemont dan rekan separatis membantah melakukan kesalahan.

Mereka memerintahkan lima pemimpin separatis, termasuk kandidat terakhir untuk menjadi presiden regional, Jordi Turull, untuk dipenjara karena menunda persidangan mereka. Langkah-langkah hukum pemerintah yang kuat di Madrid menangani pukulan fatal potensial terhadap gerakan kemerdekaan dan menandai berakhirnya salah satu krisis politik terburuk negara itu sejak kembalinya demokrasi empat dekade lalu, meskipun simpatisan separatis tampak marah.

Puigdemont akan muncul di hadapan pengadilan daerah di kota Neumuenster, Jerman utara, tempat hakim diperkirakan memberi putusan apakah ia akan tetap berada dalam tahanan.

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement