REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut perekonomian Indonesia akan berada di posisi tujuh hingga 10 besar ekonomi terkuat di dunia pada 2030 nanti. Pernyataan Jokowi ini seolah menjawab pidato Prabowo yang sempat menyinggung Indonesia terancam bubar pada 2030.
Hal ini disampaikan Jokowi saat peresmian Rakernas II Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (Adkasi) 2018 di Hotel Grand Paragon, Jakarta Pusat, Selasa (27/3).
"Di tahun 2030 kurang lebih kita akan menjadi 7 sampai 10 besar ekonomi terkuat di dunia," ujar Jokowi.
Sedangkan, pada tahun 2040-2045, Jokowi mengatakan Indonesia akan masuk dalam negara lima besar ekonomi terkuat di dunia. Bahkan, Indonesia akan berada di posisi keempat. "Di tahun 2040-2045 negara kita ini akan menjadi negara lima besar ekonomi terkuat di dunia, nomor empat kita nanti, Insya Allah," tambahnya.
Baca juga, Prabowo: Pidato 2030 Indonesia Bubar Atas Kajian Intelijen.
Karena itu, ia pun optimis dengan kemajuan perekonomian Indonesia yang akan semakin membaik. Sebab, berdasarkan perhitungan atau kalkulasi yang dilakukan baik oleh Bappenas dan juga Bank Dunia, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar.
Saat ini, kata Jokowi, Indonesia sendiri masuk dalam 16 besar ekonomi terkuat di dunia. Kendati demikian, ia tak mengelak Indonesia masih memiliki berbagai masalah yang harus dituntaskan, termasuk masalah ketimpangan sosial dan juga kemiskinan.
"Ini patut kita syukuri bahwa masih ada masalah, bahwa masih ada problem-problem, ini tugas kita bersama untuk menyelesaikan, terutama ketimpangan, terutama kemiskinan," kata dia.
Hal itupun menjadi tugas bersama pemerintah baik pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah untuk memperbaiki berbagai masalah yang masih muncul. Presiden pun berharap, sinergi antara pempus dan pemda dapat berjalan lebih baik lagi.
"Jangan sampai merasa kita sudah masuk 16 besar, kita masuk G20, kita sudah no 16 ekonomi kita, bukan, persoalan kita masih banyak, problem kita yang dihadapi masih banyak, tantangan-tantangan di lapangan juga masih banyak sekali," ungkap Jokowi.