Selasa 27 Mar 2018 19:10 WIB

'Tiga Cawalkot Bandung Belum Hadirkan Program Kongkret'

Pengamat menilai tiga Paslon Cawalkot Bandung belum hadirkan program kongkret.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bayu Hermawan
Tiga pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bandung Nurul Arifin (kiri)-Chairul Yaqin (kedua kiri), Yossi Irianto (ketiga kiri)-Aris Supriatna (keempat kiri), dan Oded Danial (keempat kanan)-Yana Mulyana (ketiga kanan) melepas burung merpati sebagai simbol Deklarasi Kampanye Damai Pilwalkot Bandung 2018 di Monumen Perjungan Rakyat, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/2).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Tiga pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bandung Nurul Arifin (kiri)-Chairul Yaqin (kedua kiri), Yossi Irianto (ketiga kiri)-Aris Supriatna (keempat kiri), dan Oded Danial (keempat kanan)-Yana Mulyana (ketiga kanan) melepas burung merpati sebagai simbol Deklarasi Kampanye Damai Pilwalkot Bandung 2018 di Monumen Perjungan Rakyat, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiga Pasangan Calon (Paslon) Pemilu Walikota Bandung 2018, telah mengikuti Debat Publik Pertama yang digelar oleh Komisi Pemilahan Umum (KPU) Kota Bandung. Pada debat perdana tersebut tiga paslon belum menunjukkan program konkret yang ditawarkan ke depannya.

Hal ini dinilai oleh Pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan yang menyatakan bahwa dalam debat publik pertama ini, secara umum, belum terlihat perbedaan visi, misi, maupun program diantara kandidat. Pemaparan pun dinilai belum jelas dan menyasar pada permasalahan.

"Agenda kebijakan yang konkret tidak muncul dan tidak terelaborasi dalam debat pertama ini," katanya, Selasa (27/3).

Firman mengungkapkan, dalam penguasaan masalah yang terjadi di Kota Bandung, ketiga paslon ini belum terlihat menguasai masalah. Ia mencontohkan saat para paslon tidak banyak membahas problematika utama Kota Bandung dan menampilkan data yang terkait dengan permasalahan kota.

Dari ketiga paslon ini, tegas dia, kekurangannya adalah setiap paslon belum mampu menghadirkan agenda kebijakan konkret yang menjadi prioritas publik seperti kemacetan, banjir, sampah serta persoalan ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

"Ketiga paslon tidak mengelaborasi visi misinya secara mendalam" ujarnya.

Ia menyebutkan paslon Nurul Arifin dan Chairul Yaqin Hidayat (Ruli) nampaknya lebih siap dalam berkomunikasi untuk menyampaikan gagasannya. Hal ini terlihat saat mereka mampu berbicara tanpa catatan, sedangkan paslon lainnya masih sering melihat catatan. Untuk paslon nomor 2 dalam debat publik ini berani mengkritisi gagasan paslon lain, sedangkan paslon nomor 3 cenderung kaku dalam berkomunikasi.

Terkait siapa yang paling unggul dalam debat publik pertama ini, secara diplomatis, lulusan dari University Of Ohio USA ini mengatakan tidak ada yang lenih unggul. Para paslon memiliki kelebihan dan kekurangan. "Dalam segi performa, Nurul-Ruli dan Yossi-Aries relatif berimbang, sedangkan Oded-Yana Tertinggal. Sementara, dalam segi komunikasi, Nurul Ruli, sedikit lebih unggul dibanding dua kandidat lainnya," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement