Rabu 28 Mar 2018 13:45 WIB

Dubes Rusia Peringatkan Potensi Munculnya Perang Dingin

Rusia membantah terlibat dalam serangan mantan agen mata-mata.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
 Grigory Logvinov, Dubes Rusia untuk Australia mengatakan tidak ada diplomatnya yang jadi mata-mata.
Foto: ABC News/Ian Cutmore
Grigory Logvinov, Dubes Rusia untuk Australia mengatakan tidak ada diplomatnya yang jadi mata-mata.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Duta Besar Rusia untuk Australia Grigory Logvinov memperingatkan, dunia berpotensi kembali memasuki Perang Dingin. Perang tersebut akan terjadi jika negara-negara Barat terus memunculkan sentimen anti-Rusia sebagai tanggapan dari serangan racun agen saraf terhadap mantan mata-mata Rusia, Sergey Skripal, di Inggris.

"Barat harus memahami, kampanye anti-Rusia akan menghancurkan masa depan. Jika terus berlanjut, kita akan kembali menghadapi situasi Perang Dingin," kata Logvinov kepada wartawan di Canberra, Rabu (28/3).

Pernyataan Logvinov tersebut disampaikan sehari setelah Australia menyatakan akan mengusir dua diplomat Rusia, pada Selasa (27/3). Logvinov menolak klaim bahwa Moskow berada di belakang serangan agen saraf terhadap Skripal.

"Saya mengatakan kami tidak memiliki bukti. Inggris dengan keras kepala menolak untuk memberikan bukti. Mereka menolak untuk mengikuti ketentuan dan protokol Convention on Prohibition of Chemical Weapons," kata Logvinov.

Rusia telah menyatakan membantah terlibat dalam serangan yang terjadi pada 4 Maret lalu di Kota Salisbury itu. Amerika Serikat (AS) dan pemerintahan di seluruh Eropa sedang mempertimbangkan untuk mengusir diplomat Rusia secara massal sebagai tanggapan atas serangan tersebut.

Baca juga: Jerman Ingin Cegah Perang Dingin Baru dengan Rusia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement