REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut dua Saifullah Yusuf (Gus Ipul) berharap, pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) tidak sekadar mengirimkan orang ke luar negeri. Akan tetapi, dia menerangkan, pengiriman TKI harus dipersiapkan dengan matang.
"Ke depan, TKI itu tidak sekadar melempar orang ke luar negeri. Sudah saatnya menjadikan pasar kerja internasional sebagai hal yang strategis," kata Gus Ipul ketika menghadiri Rapat Pimpinan Nasional DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia, di Surabaya, Rabu (28/3).
Gus Ipul juga berpendapat, sebelum dikirim ke luar negeri, pemerintah harus terlebih dahulu menyiapkan TKI menjadi tenaga kerja terampil. Dengan demikian, TKI yang berangkat ke luar negeri tersebut tidak lagi hanya sebagai pembantu rumah tangga.
Selain itu, menurutnya, perbaikan sistem pengiriman ketenagakerjaan mulai dari hulu hingga hilirnya juga harus dilakukan. Dalam hal ini, dia mengatakan, pelatihan sebelum pengiriman TKI harus diperbanyak. Pelatihan harus dilakukan di kantong-kantong terbanyak pengiriman TKI, semisal di Tulungagung, Ponorogo, Jember dan Madura.
Begitu pula perlindungan bagi para TKI yang menurutnya juga harus dilakukan. "Perlindungan ini tidak hanya untuk TKI melainkan juga bagi keluarga mereka yang ditinggalkan di rumah," ujar mantan Menteri Percepatan Daerah Tertinggal ini.
Gus Ipul menjelaskan, dari catatan yang ada, jumlah TKI asal Jawa Timur di luar negeri saat ini mencapai 216 ribu jiwa. Mereka mayoritas bekerja di Hongkong, Korea, Malaysia dan Arab Saudi.