Sabtu 31 Mar 2018 12:16 WIB

Dari Ancaman Menteri Hingga 'Membereskan' Amien Rais

Ada partai yang gusar dengan Amien Rais dan membuat pernyataan yang menyinggung.

Mantan Ketua MPR Amien Rais meberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Tokoh Nasional Menuju Pilpres 2019 di Jakarta, Kamis(8/3).
Foto: Republika/Prayogi
Mantan Ketua MPR Amien Rais meberikan sambutan dalam acara Silaturahmi Tokoh Nasional Menuju Pilpres 2019 di Jakarta, Kamis(8/3).

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Ali Mansur, Fauziah Mursid

Ada yang gembira dengan pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Ada juga yang gusar dan terus mengeluarkan ucapan yang menyinggung kubu PAN.

Pada Selasa (27/3) lalu, Zulkifli menyatakan adanya pertimbangan partai berlambang Matahari itu mendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019. "Pak Jokowi itu pejawat dan peluang menangnya besar," kata Zulkifli.

Zulhasan --panggilan akrab Zulkifli-- juga menyatakan, peluang PAN untuk berkoalisi dengan Prabowo Subianto tetap terbuka. Bahkan, dalam kesempatan itu, Zulhasan menegaskan, bisa saja PAN membentuk poros baru pada Pilpres 2019.

Pernyataan 'pertimbangan untuk mendukung Jokowi' ini kemudian mendapat respons beragam, baik dari kalangan internal PAN maupun parpol pendukung Jokowi, termasuk PPP. Pengurus PAN seperti Hanafi Rais dan Dradjad Wibowo menyatakan pernyataan Zulhasan itu belum merupakan sikap partai karena masih akan dibahas pada Rakernas PAN April ini.

PDI Perjuangan menyambut baik dan gembira rencana masuknya PAN ke dalam koalisi besar mereka. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, pihaknya siap bertemu PAN untuk membahas dukungan mereka kepada Jokowi yang telah dideklarasikan PDIP sebagai capres mereka.

Namun, komentar berbeda bernada gusar disampaikan PPP. Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Achmad Baidowi, berpendapat, jika PAN ingin bergabung dengan koalisi Jokowi, maka Zulhasan harus memastikan seluruh jajaran PAN mendukung Jokowi. Ia meminta agar PAN bisa membereskan sikap Amien Rais yang selama ini masih berseberangan dengan pemerintah.

Menurut Baidowi, PAN mempunyai pekerjaan besar dalam membereskan komunikasi mereka dengan Amien Rais. Amien sampai saat ini dinilainya masih tidak mendukung Jokowi dan lebih condong kepada capres lainnya.

Kata 'membereskan Amien Rais' ini kemudian memunculkan polemik yang menurut internal PAN merupakan ancaman dan perkataan tidak beretika dari seorang politisi. Pernyataan itu dianggap tidak mencerminkan kesopanan politik dan saling menghormati.

Baidowi mengatakan, kata membereskan atau menertibkan itu maksudnya membereskan komunikasi antara Amien Rais dan PAN itu sendiri. Sehingga, kata dia, Amien Rais dengan PAN satu sikap sebelum memutuskan untuk bergabung ke poros pengusung Joko Widodo.

"Pak Amien Rais kan sementara ini masih keras kepada Joko Widodo dan sepertinya masih condong ke Prabowo Subianto," jelas Baidowi saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (30/3).

Baidowi menjelaskan maksud menertibkan atau membereskan komunikasi itu di internal PAN bisa kompak mendukung Joko Widodo. Tapi kalau dengan Amien Rais belum selesai, dia kira sulit bagi PAN untuk secara tegas bersama Joko Widodo.

Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais yang juga putra Amien Rais keberatan dengan adanya kata "menertibkan atau membereskan". "Tentu saya keberatan dengan frasa membereskan. Menurut saya, itu kata yang kurang patut karena sebenarnya antarparpol ini juga pasti akan membangun koalisi," jelas Hanafi, Jumat (30/3).

Hanafi menambahkan, sesama partai politik pasti akan membangun koalisi untuk bisa ikut dalam kontestasi mengusung calon presiden. Oleh karena itu, seharusnya semua politikus menjaga kondusitivitas suasana di tahun politik ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement