REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan akan mengambil jalur perseorangan atau DPD RI pada pemilihan umum (Pemilu) 2019. Meski mengambil jalur perseorangan dalam karier politiknya, ia menegaskan tidak akan keluar dari Partai Golkar.
Ia menyatakan keputusan berpindah haluan untuk maju sebagai calon anggota DPD RI idak memengaruhi loyalitasnya sebagai kader Partai Golkar. Ia menyatakan tetap menjadi kader partai Golkar yang telah membesarkan namanya tersebut.
"Kalau saya hari ini ke DPD, itu bagian dari strategi dan itu tidak melanggar UU," ujar Mahyudin di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (3/4).
Ia kembali menegaskan maju di jalur DPD hanya sebagai jalan politik. Dalam struktur kepartaian, ia mengaku tetap loyal kepada Golkar sampai kapanpun.
"Kan tidak menutup kemungkinan ke depan saya punya kans untuk peluang menjadi ketua umum (Golkar)," katanya.
Pada keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (30/3) lalu, Mahyudin mengatakan dia akan mencalonkan diri lewat jalur perseorangan atau DPD sebagai aktualisasi. "Dalam mengaktualisasikan perjuangan dan cita cita, saya akan mencalonkan diri lewat jalur perseorangan, DPD RI," kata Mahyudin.
Mahyudin sempat dikabarkan akan dicopot dari jabatan sebagai wakil ketua MPR saat ini. Golkar akan mengganti Mahyudin dengan Titiek Soeharto. Namun hingga kini, MPR mengaku belum menerima surat rekomendasi dari Fraksi Partai Golkar.