Rabu 04 Apr 2018 14:46 WIB

Sejarah Panjang Islam di Sri Lanka

Islam masuk ke Sri Lanka bermula dari kedatangan pedagang Arab di abad ke-8.

Muslim Sri Lanka
Foto: onislam
Muslim Sri Lanka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muslim di Sri Lanka tergolong minoritas di tengah penduduk yang mayoritas beragama Buddha. Populasinya hanya sekitar delapan persen dari sekitar 20 juta penduduk negeri yang semula bernama Sailan itu. Secara umum, komunitas Muslim di negara yang terletak di Selat India ini terbagi menjadi tiga kelompok, yakni Sri Lanka Moors, India Muslim, dan Melayu. Keberadaan kelompok-kelompok itu punya sejarah dan tradisi masing-masing.

Dari berbagai litetatur, kehadiran Islam di wilayah ini punya sejarah yang panjang. Islam masuk ke Sri Lanka bermula dari kedatangan pedagang Arab di abad ke-8. Banyak di antara mereka menetap di pulau bagian bawah negeri ini dan menikah dengan masyarakat Sri Lanka, lalu mereka melakukan penyebaran agama Islam.

Mereka melakukan perdagangan bersama penduduk setempat hingga mencapai kejayaannya pada abad ke-15. Mereka itulah yang kemudian disebut Sri Lanka Moors. Populasi Sri Lanka Moors mencapai 93 persen dari penduduk Muslim di negeri ini.

Situs Wikipedia mencatat, Islam berkembang di Sri Lanka tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Pantai Malabar, India. Tradisi mencatat, orang Arab yang menetap di Pantai Malabar biasa berlayar dari Pelabuhan Cranganore ke Sri Lanka, untuk menziarahi apa yang mereka percayai sebagai bekas tapak kaki Nabi Adam AS di puncak sebuah gunung yang hingga kini masih dikenal sebagai puncak Adam. Ibn Batuta, pengembara Arab terkenal di abad ke-14, menemukan banyak pengaruh Arab di Sri Lanka dalam catatan pengembaraannya.

Bahkan, tulis situs itu, sebelum akhir abad ke-7, sebuah koloni pedagang Islam telah tiba di Sri Lanka. Terpukau dengan keindahan pemandangan sekitar dan tertarik dengan tradisi yang dikaitkan dengan puncak Adam, pedagang Islam tiba dalam jumlah yang besar. Sebagian di antara mereka kemudian mengambil keputusan untuk menetap di pulau itu. Kehadiran mereka diterima baik oleh pemerintah setempat. Kebanyakan mereka tinggal di sepanjang kawasan pantai, hidup aman dan makmur sambil menjalin hubungan budaya dan perdagangan dengan bandar-bandar Islam yang lain.

Menurut Tikiri Abeyasinghe dalam Portuguese Rule in Ceylon (Pemerintahan Portugis di Ceylon), 1594-1612, Muslim yang pertama datang ke Sri Lanka adalah sekelompok orang Arab Bani Hashim yang diusir dari Tanah Arab pada awal abad ke-8 oleh pemerintah tirani Khalifah Abd al-Malik ibn Marwan. Mereka berasal dari selatan Sungai Furat lalu menetap di Concan, bagian selatan Benua India, Pulau Ceylon (Sailan), dan Malaka.

Sebagian dari mereka yang datang ke Ceylon membentuk permukiman besar di sepanjang pantai timur laut, utara, dan barat pulau tersebut, yakni sebuah di Trincomalee, sebuah di Jaffna, sebuah di Kolombo, sebuah di Barbareen, dan sebuah di Point de Galle.

Pada abad ke-16, Portugis masuk ke wilayah negeri ini. Kehadirannya memaksa warga Muslim berimigrasi ke Central Highlands dan ke pantai timur negara itu. Abad ke-18, Belanda datang dan menguasai Sailan. Tak jauh berbeda dengan masa kekuasaan Portugis, kehadiran Belanda di Sri Lanka pun tidak memberikan ruang gerak yang bebas bagi warga Muslim.

Dalam berbagai literatur disebutkan, masa itu, selain memerintah dengan kekerasan, kolonial Belanda juga membuat undang-undang yang melarang kaum Muslim melakukan kegiatan ibadah dan membatasi aktivitas perdagangan atau berhubungan dengan pedagang Muslim lainnya.

Setelah Belanda pergi, Inggris datang ke Sri Lanka pada abad ke-19. Di masa kekuasaan Belanda dan Inggris, banyak orang Jawa dan Malaysia yang telah beragama Islam dikirim ke Sri Lanka. Kala itu, Belanda menjajah Indonesia dan Inggris menguasai Malaysia. Kehadiran 'orang-orang buangan' itu dengan sendirinya menjadi gelombang baru kehadiran Muslim di Sri Lanka.

Sebagaimana halnya dengan pedagang Arab yang datang jauh sebelumnya, Muslim dari Indonesia dan Malaysia pun banyak yang memilih berdiam dan menetap di negeri ini.

Kebanyakan pendatang Melayu adalah tentara yang dibawa oleh Belanda ke Sri Lanka yang kemudian mengambil keputusan untuk menetap di pulau tersebut. Pendatang lain adalah anggota keluarga bangsawan dari Indonesia yang dibuang ke negeri itu. Populasi keturunan orang Melayu Sri Lanka yang berasal dari Asia Tenggara--Indonesia dan Malaysia--kini diperkirakan mencapai sekitar 50 ribu orang. Salah satu penyebar Islam asal Indonesia yang terkenal di Sri Lanka adalah Syekh Yusuf Makassar. Penduduk setempat percaya, Syekh Yusuf Makassar di makamkan di wilayah mereka.

Selain dari Asia Tenggara, gelombang kedatangan warga Muslim ke Sri Lanka juga datang dari India dan Pakistan. Mereka ini adalah orang Islam keturunan yang datang untuk mencari peluang usaha pada masa kolonial di Sri Lanka. Sebagian datang ke negara ini di awal kekuasaan Portugis, lainnya tiba di masa kekuasaan Inggris. Umumnya mereka datang dari negeri-negeri, seperti Tamil Nadu dan Kerala.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement