REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin angkat bicara terkait kontrofersi puisi Sukmawati. Menag mengajak, semua pihak untuk saling memaafkan dan tidak terus terjebak dalam kontroversi puisi Sukmawati.
Untuk meredam kontroversi, Lukman berharap, Sukmawati berkenan menyampaikan permohonan maaf. “Bagi saya akan lebih baik kalau Ibu Sukma dengan jiwa besar menyampaikan permohonan maaf kepada mereka yang merasa tidak nyaman,” kata dia, Rabu (4/4), saat dimintai komentarnya terkait puisi “Ibu Indonesia” yang dibacakan Sukmawati pada acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 yang dihelar di Jakarta Convention Center, Senayan beberapa waktu lalu.
“Saya yakin beliau tidak ada niat mengusik kenyamanan umat Islam. Saya mengenal beliau dan saya meyakini beliau tidak membenci umat Islam,” sambungnya.
Lukman berharap, masyarakat juga bisa memaafkan karena tidak semua persoalan terkait beda pandangan harus selalu dibawa ke proses hukum. “Kita ini bangsa yang penuh kekeluargaan dan saling menghargai,” ucapnya.
Lukaman mengaku, bukan ahlinya untuk menilai puisi yang dibacakan oleh Sukmawati. Menurutnya, menilai puisi menjadi domain para ahli. “Silakan para ahli yang menilai. Itu puisi, bentuk ekspresi seseorang, mengungkapkan apa yang dia rasakan dan pikirkan dalam bentuk tulisan. Seilakan ahli menilai, apakah ekspresi itu bermasalah atau tidak,” ujarnya.
Namun, menurut Menag, setiap orang bisa berbeda pandangan dalam memberikan penilaian dan itu sebaiknya didialogkan.