REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, meminta masyarakat Muslim bisa memaafkan tindakan Sukmawati Soekarnoputri atas puisi yang dibuat dan dibacakan dalam sebuah pagelaran busana. Apalagi, Sukmawati secara pribadi telah meminta maaf secara langsung atas perbuatannya.
Din menuturkan, permintaan maaf Sukmawati, yang telah dilakukannya kemarin, memberikan sinyal bahwa putri Presiden Sukarno ini secara serius merasa bersalah atas apa yang telah dilakukan. "Manusia itu tempatnya kesalahan dan kelupaan. Maka, saya mengimbau umat Islam memberi maaf kepada Ibu Sukmawati yang telah menyadari kesalahan dan meminta maaf," kata Din saat ditemui di Istana Negara, Kamis (4/4).
Din, yang juga merupakan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban, menjelaskan, memberi maaf kepada sesama manusia merupakan akhlak Islam. Sebagai umat islam yang beradab dan paham tentang ajaran Islam maka sudah semestinya memberi maaf.
Termasuk pelaporan yang dilakukan pihak tertentu, Din meminta agar laporan terkait pembacaan puisi Sukmawati pun dicabut. Jika laporan tersebut tidak dicabut, prilaku memaafkan yang dimiliki umat Islam tidak sesuai.
Din menceritakan, setelah polemik puisi ini ramai dibicarakan, Sukmawati mendatanginya di kantor untuk berkonsultasi. Setelah diteliti lebih detail memang ada beberapa yang berpotensi menimbulkan ketersinggungan masyarakat Muslim, khususnya bait puisi yang membandingkan kemerduan suara azan. Soal cadar tidak terlalu sebab masalah pemakaian cadar pun di kalangan Islam masih menjadi sesuatu yang kontroversi.
Meski demikian, dari pertemuan ini, Din melihat bahwa Sukmawati menyesal membuat bait puisi yang bisa menjadi pertentangan masyarakat Muslim. Padahal, dia sama sekali tidak berniat melecehkan atau menghina umat Islam karena Islam merupakan agamanya sendiri. "Saya saksikan pernyataan itu (minta maaf) sangat tulus," ujar Din.
Menurut Din, atas kejadian ini Sukmawati pun akan mencoba mempelajari ajaran Islam lebih dalam. Salah satunya adalah pembelajan ajaran Islam yang sering diadakan di rumah Din. Terlebih lagi, Sukamwati sebenarnya merupakan cucu orang Muhammadiyah Bengkulu, yang merupakan ayah dari Fatmawati.