Sabtu 07 Apr 2018 06:23 WIB

Pemuda Diharap Jadi Agent Of Power dalam Pemilu

Sikap remaja kebanyakan rupanya masih acuh terhadap pesta demokrasi

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Esthi Maharani
Pekerja mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara TPS dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak, di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (7/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara TPS dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak, di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANTUL -- Dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang kian dekat saat ini, sikap remaja kebanyakan rupanya masih acuh terhadap pesta demokrasi tersebut. Padahal, remaja atau anak-anak muda memiliki peran penting sebagai agent of power dalam membangun Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Moch. Edward Triaspalefi selaku Koordinator Komunitas Independen Sadar Pemilu (KISP), dalam Seminar Pendidikan Pemilu Peran Generasi Millenials dalam Pemilu Serentak 2019. Acara yang terselenggara berkat kolaborasi antara KISP, BEM KM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yogyakarta Goes to Campus ini, diselenggarakan di Kampus Terpadu UMY pada Kamis (4/4).

Dalam sambutannya, Edward mengatakan bahwa pada Pemilu serentak 2019 nanti kaum muda dapat dibagi menjadi 3 jenis pemilih. Yaitu kaum yang menggunakan hak pilih, kaum golongan putih, dan kaum agent of power yang menjadi pendongkrak semangat serta mengajak anak muda yang lain untuk peka terhadap politik dan pemilu.

"Demi suksesnya pesta demokrasi pada Pemilu Serentak 2019 yang adil dan sehat, maka anak muda yang termasuk dalam kategori usia pemilih pemula juga harus ikut serta. Jadilah agent of power dalam menyambut Pemilu 2019 ini, agar tingkat anak muda yang memilih menjadi golongan putih dalam pemilu serentak nanti bisa berkurang," ujarnya.

Edward juga menyampaikan bahwa pendidikan pemilu bagi pemula memang merupakan salah satu tujuan KSIP berdiri. Diselenggarakannya seminar tersebut juga tempat untuk para pemilih pemula mempelajari atau memahami bagaimana sebenarnya pemilu itu sendiri.

"Selaini itu juga, mengajarkan anak muda untuk lebih memperhatikan politik. Bagaimana satu suara dari pemilih pemula atau remaja memiliki peran yang penting demi masa depan Negara kesatuan Republik Indonesia," kata dia.

Bambang Eka Cahya Widodo selaku mantan ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Farid Bambang Siswantoro sebagai Komisioner KPU Daerah Istimewa Yogyakarta juga hadir dalam seminar tersebut dan bertindak sebagai pemateri. Melalui acara seminar ini KISP serta KPU DIY berharap agar kesadaran anak muda untuk melek terhadap politik bisa lebih meningkat.

Selain itu, pemuda diharapkan juga bisa memilih pemimpin berdasarkan fakta, bukan hanya janji atau ucap kata saja.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement