Ahad 08 Apr 2018 19:22 WIB

Istanbul Gelar Konferensi Islamofobia

Gelombang Islamofobia yang meningkat telah terjadi di Eropa.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Citra Listya Rini
Stop Islamofobia
Foto: wordpress.com
Stop Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pusat Islam dan Urusan Global di Universitas Sabahattin Zaim di Istanbul, Turki, menyelenggarakan sebuah konferensi tentang Islamofobia. Acara yang mulai digelar pada Jumat (6/4) tersebut membahas soal strategi dan kebijakan untuk memerangi Islamofobia.

Konferensi mengangkat tema Mengkontekstualkan Islamofobia: Dampaknya pada Budaya dan Politik Global. Salman Sayyid, dari Universitas Leeds yang sekaligus co-editor buku berjudul Thinking Through Islamophobia: Global Perspectives mengatakan, masyarakat perlu memiliki cara berpikir tentang bagaimana mereka memahami fenomena Islamofobia.

"Secara konseptual daripada hanya menggambar berbagai macam daftar Islamofobia sepanjang waktu, berdebat tentang definisi itu," kata Sayyid, dilansir di World Bulletin, Ahad (8/4).

Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Yayasan Penelitian Politik, Ekonomi dan Sosial (SETA) yang berbasis di Ankara, gelombang Islamofobia yang meningkat telah terjadi di Eropa.

The European Islamophobia Report (EIR) mengungkapkan, 908 kejahatan mulai dari serangan verbal dan fisik hingga upaya pembunuhan, menargetkan Muslim di Jerman. Sementara itu, sebanyak 664 kasus kejahatan terjadi di Polandia, 364 di Belanda, 256 di Austria, 121 di Prancis, 56 di Denmark, dan 36 di Belgia.

Mehmet Gormez, mantan kepala Direktorat Urusan Agama Turki, juga berbicara dalam konferensi tersebut. Ia berbicara tentang peran cendekiawan Muslim dan memerangi Islamofobia. Konferensi yang menampilkan ulama dari Turki maupun di seluruh dunia itu berfokus pada Islamofobia terkait budaya, masyarakat, politik, dan hubungan internasional.

Menurut situs web universitas, konferensi tersebut dimaksudkan untuk menarik diskusi tentang strategi dan kebijakan yang perlu diadopsi dan dikejar untuk mengakhiri atau mengurangi efek berbahaya dan merugikan dari Islamofobia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement