Senin 09 Apr 2018 18:16 WIB

Angin Kencang di Banyumas Rusak Puluhan Rumah

Angin kencang menyebabkan beberapa pohon peneduh tumbang.

Rep: eko widiyatno/ Red: Ani Nursalikah
(Ilustrasi) Batang pohon yang tumbang akibat angin kencang, yang menjadi salah satu pertanda pancaroba atau peralihan musim.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
(Ilustrasi) Batang pohon yang tumbang akibat angin kencang, yang menjadi salah satu pertanda pancaroba atau peralihan musim.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bencana angin kencang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Banyumas, Senin siang (9/4). Akibat bencana tersebut, sejumlah pohon tumbang dan beberapa rumah warga mengalami kerusakan.

Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana Ady Candra, angin kencang antara lain terjadi di beberapa lokasi di Kota Purwokerto, dan beberapa desa yang ada di sekitarnya. ''Angin kencang di Purwokerto, menyebabkan beberapa pohon peneduh di ruas Jalan Jenderal Gatot Sobroto dan Jalan Pemuda tumbang,'' katanya.

Pohon tersebut menyebabkan kabel listrik terputus dan warung di depan Stasiun Purwokerto mengalami kerusakan. Kejadian itu, juga menyebabkan arus lintas mengalami kemacetan.

Dia mengaku bersyukur karena kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban luka atau korban jiwa. ''Alhamdulillah, pohon yang tumbang tidak sampai menimpa pengguna jalan,'' katanya.

Selain terjadi di Kota Purwokerto, pada saat yang sama bencana angin kencang juga melanda beberapa desa di Kecamatan Karanglewas. Menurut Adi Candra, bencana tersebut menyebabkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan. ''Kami belum tahu jumlah rumah yang rusak. Saat ini sedang didata,'' katanya.

Di Kecamatan Karanglewas, angin kencang antara lain melanda Desa Jipang. Angin kencang di desa tersebut menyebabkan atap rumah warga berterbangan dan bebarapa pohon tumbang. ''Dari informasi sementara, di Desa Jipang ada enam rumah yang rusak sedang dan berat karena tertimpa pohon tumbang,'' katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Jateng bagian barat-selatan telah memasuki musim pancaroba dari musim penghujan ke musim kemarau. Musim pancaroba akan berlangsung hingga Mei 2018.

''Pada musim pancaroba ini, potensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan lebat dalam skala lokal dengan disertai angin kencang dan petir masih bisa terjadi,'' jelas prakirawan cuaca BMKG Cilacap, Rendy Krisnawan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement