Kamis 12 Apr 2018 16:55 WIB

Pengamat: Jika Banyak Janji tak Terbukti, Suara ke Prabowo

Prabowo harus mengungkap kelemahan-kelemahan dalam pemerintahan Jokowi

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bilal Ramadhan
Prabowo Subianto berpelukan dengan Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Prabowo Subianto berpelukan dengan Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Paramadina Toto Sugiarto menilai basis dukungan yang dimiliki Prabowo Subianto saat menjadi capres pada Pilpres 2014 akan berbeda seiring dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

"Kalau banyak janji yang tak terbukti tentu bandul dukungan rakyat akan berbalik ke oposisi. Sebaliknya kalau banyak yang terbukti, maka dukungan ke pejawat akan bertambah. Walaupun misalnya kandidatnya sama, kondisinya akan berbeda tergantung penilaian rakyatnya juga," tutur dia, Kamis (12/4).

Karena itu, menurut Toto, yang harus dilakukan Prabowo sebagai capres penantang Jokowi sebagai capres pejawat, yaitu mengungkap kelemahan yang ada pada pemerintahan Jokowi. Namun, pengungkapan kelemahan ini jangan sampai menimbulkan dampak negatif yang justru berbalik menyerang Prabowo.

"Penantang harus membuka kelemahan pemerintahan sekarang, yang berkaitan dengan rakyat, apakah terbukti menyejahterakan rakyat, apakah terbukti memperbaiki ekonomi, itu yang terpenting. Sementara bagi pejawat ya harus membuktikan janji-janjinya, dan kalau berhasil maka pejawat ini sulit dilawan," tuturnya.

Toto juga menyinggul soal pernyataan Prabowo soal 2030 Indonesia akan bubar. Menurutnya, pernyataan tersebut kurang efektif karena bisa dibalikkan dengan adanya anggapan bahwa Prabowo merasa pesimistis terhadap pembangunan negara.

"Niatnya kan memberikan warning, tapi ini bisa dibalikkan karena kok tokoh nasional pesimistis seperti itu, artinya, taster ini kurang berhasil. Jadi materi kampanye nanti harus hati-hati, dan tidak menyentuh SARA juga yang bisa berdampak negatif, termasuk hal-hal sensitif, dan cara melontarkan pandangannya juga harus hati-hati," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement