REPUBLIKA.CO.ID, SEMARNG -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan telah menyiapkan plan B untuk menyiasati Jembatan Kali Kenteng pada jalur Tol Semarang-Solo.
"Tadi yang saya bilang titik kritis. Namun, progresnya sudah bagus. Terakhir, kami ke sini 1,5 bulan lalu belum kelihatan," katanya, saat meninjau jalur Tol Semarang-Solo, Sabtu (14/4) malam.
Jembatan Kali Kenteng berada di ruas jalur Salatiga-Kartasura yang menjadi bagian dari jalur Tol Semarang-Solo yang dipersiapkan untuk melayani pemudik pada Lebaran tahun ini.
Turut mendampingi, antara lain Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Murwanto, Direktur Lalu Lintas Polda Jateng Kombes Bakharuddin, dan Direktur Operasional 2 PT Waskita Karya Bambang Rianto.
Basuki menegaskan plan A tetap pada rencana semula, dengan merampungkan pengerjaan Jembatan Kali Kenteng secara maksimal dan tetap mengutamakan keselamatan kerja serta konstruksi.
"Plan A, kami upayakan tetap kerjakan full speed. Tetapi, safety first. Yang pertama, tetap keselamatan. Dengan kejadian kemarin, kami akan lebih berhati-hati," katanya lagi.
Dalam setahun pengerjaan proyek tersebut, kata dia, progresnya sudah sangat signifikan, apalagi dengan adanya pembebasan lahan yang semakin memperlancar pengerjaan proyek.
Namun, kata dia, tetap disiapkan plan B dengan membuat jalur di bawah Jembatan Kali Kenteng tersebut yang bisa dilalui nyaman oleh pemudik pada arus mudik dan balik Lebaran 2018.
"Sekali lagi, kami pakai plan B ini bukan jalan darurat. Jalannya sudah konkret dengan lebar tujuh meter. Nanti, lewat di bawahnya ini (jembatan, Red). Besi-besi perancah juga dibersihkan," katanya pula.
Apalagi, kata dia, di lokasi tersebut terdapat pula air terjun yang bisa dimanfaatkan oleh pemudik yang melintasi jalur Tol Semarang-Solo untuk beristirahat dengan nyaman.
Sedangkan persiapan plan B, kata dia, dilakukan pula pembebasan lahan sekitar 3.000 meter persegi untuk membuat jalan sepanjang 500 meter dengan lebar sekitar tujuh meter.
"Nanti, (jalan, Red) bukan terus dibongkar. Sesuai permintaan masyarakat, ini akan jadi jalan masyarakat. Selain ada jembatan di atas, jalan ini bisa dimanfaatkan. Konstruksinya permanen," katanya pula.
Kebutuhan anggaran untuk penyiapan plan B di ruas Tol Salatiga-Kartasura tersebut, kata dia, sebesar Rp 1,5 miliar.
"Plan A tetap kami upayakan. Akhir Mei 2018, mungkin sudah bisa dioperasikan launcher-nya. Tetapi, tinggal dua minggu dari mudik. Orang sudah mulai mudik. Makanya, plan B kami siapkan," kata Basuki pula.