Ahad 15 Apr 2018 07:15 WIB

Kisah Cinta Ibrahim dan Sarah

Perasaan Sarah enggan berpisah dengan suaminya dan takut disentuh Firaun.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agus Yulianto
Makam Nabi Ibrahim
Makam Nabi Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, Tidak ada wanita tercantik setelah Hawa, kecuali Sarah. Dia adalah istri Nabi Ibrahim yang pertama. Keduanya bertemu dalam perjalanan bersama Nabi Luth menuju Syam. Mereka kemudian bertemu dengan paman Nabi Ibrahim.

Paman nabi memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Sarah. Ibrahim pun memuji Sarah. Kecantikan itu bukan hanya lahir, melainkan juga batin. Pria yang dijuluki bapak para nabi itu menikahi Sarah.

Sarah dikenal sebagai wanita terbaik pada zamannya. Selain cantik, ia juga cerdas. Nabi Ibrahim sangat mencintainya. Ia juga sangat mematuhi perintah suaminya. Ujian pada pernikahan mereka berawal ketika Ibrahim dan Sarah hijrah ke Mesir karena dakwahnya tidak diterima di Babilonia.

Nabi Ibrahim dan Sarah memutuskan untuk hijrah ke Baitul Maqdis dan tinggal di Harran, sebuah daerah dekat Syam. Tidak beda dengan penduduk Irak, penduduk di Harran pun menyembah bintang dan patung. Di daerah itu, Ibrahim AS diutus Allah untuk menghilangkan segala kebatilan dan kemungkaran.

Saat itu Mesir dipimpin oleh seorang raja kafir yang suka berfoya-foya dan zalim. Raja itu bernama 'Amr bin Amru' Al-Qais bin Mailun. Ketika itu, Mesir berada dipimpin seorang raja yang dikenal zalim, suka foya-foya dan gila wanita. Setiap mendengar ada wanita cantik, ia selalu ingin memilikinya. Jika wanita itu telah memiliki suami, ia akan memaksa suaminya untuk menceraikan istrinya. Jika wanita itu adalah saudara dari seseorang yang dikenalnya akan ia tinggalkan.

Kedatangan Ibrahim dan istrinya yang sangat cantik diketahui oleh pengawal kerajaan. Pengawal itu langsung memberitahukan perihal tersebut kepada rajanya. Ia berkata Ibrahim datang bersama seorang wanita yang sangat cantik.

Hasrat sang raja tiba-tiba menggebu dan menyuruh pengawalnya untuk memanggil mereka berdua. Ibrahim pun datang menemui raja yang zalim itu.

Firaun: Siapakah wanita yang bersamamu itu?

Ibrahim: Saudariku.

Ibrahim kemudian berbisik kepada istrinya, jangan katakan bahwa kau adalah istriku agar selamat.

Rasulullah bersabda, Ibrahim tidak pernah berbohong kecuali tiga kali. Pertama, perkataannya ketika diajak untuk beribadah kepada berhala Tuhan mereka dan Ibrahim menjawab, sesungguhnya dirinya sakit. Kedua, perkataannya patung besar itulah yang melakukannya. Ketiga, perkataannya tentang Sarah, ‘Sesungguhnya dia saudariku'.

Sarah bertemu raja

Sarah kemudian dibawa oleh pengawal raja, dia kemudian didandani, dan dibawa ke hadapan raja. Sebelumnya dia melaksanakan shalat dan berdoa akan tetap dijaga kesuciannya.

Sarah datang ke istana. Hatinya berkecamuk. Pelayan istana telah menyiapkan semua kebutuhan sehingga pakaiannya begitu indah. Perasaan Sarah sangat sedih. Ia enggan berpisah dengan suaminya dan takut disentuh Firaun.

Ketika Sarah melihat raja hendak mendekatinya, ia berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku beriman kepada-Mu dan rasul-Mu serta aku selalu memelihara kehormatanku. Janganlah Engkau biarkan orang itu merusak kesucianku!"

Tiba-tiba raja itu merasa tercekik dan menghentak-hentakkan kakinya. Sarah terkejut dan kembali berdoa, "Ya Allah. Andaikan raja ini mati, tentu orang-orang akan menuduh bahwa aku yang membunuhnya!"

Setelah berdoa, raja itu kembali sehat seperti biasa. Namun, raja itu tetap berjalan mendekatinya. Sarah kembali berdoa, "Ya Allah. Sesungguhnya aku beriman kepada-Mu dan rasul-Mu serta aku selalu memelihara kehormatanku. Janganlah Engkau biarkan orang itu merusak kesucianku!"

Kejadian tadi terulang lagi. Raja merasa tercekik dan menghentak-hentakkan kakinya. Sarah berdoa lagi, "Ya Allah. Andaikan raja ini mati, tentu orang-orang akan menuduh bahwa aku yang membunuhnya!"

Raja itu kembali sembuh, tetapi kali ini ia merasa ketakutan. Kemudian ia berkata kepada pengawalnya, "Demi Tuhan, pasti setan yang kau kirim kepadaku. Kembalikanlah ia kepada Ibrahim dan beri dia seorang hamba sahaya!"

Hamba sahaya itu adalah Hajar, seorang budak hitam, tetapi kecantikannya tampak terpancar di wajahnya. Ia cerdas, berakhlak mulia, dan bermental kuat. Kelak ia akan dinikahi oleh Ibrahim dan melahirkan seorang nabi mulia bernama Ismail.

Keteladanan Sarah

Sarah termasuk wanita yang kaya dan masih saudara dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam. Selain cantik, ibunda Sarah tergolong murah hati karena memiliki banyak kambing dan lahan yang luas. Sang ibu menghibahkan semua itu kepada nabi Ibrahim untuk diurus dan dikembangkan.

Ketika perintah Allah tentang risalah kenabian turun dan diperintahkan menyampaikan risalah itu kepada kaumnya, tidak satu pun yang mau menerima ajakan Ibrahim, kecuali Sarah dan Luth. Karena itu, Ibrahim dan Sarah yang pada waktu itu menetap di Babil (Irak) memutuskan untuk hijrah ke Harran, sebuah daerah dekat Syam.

Menjamu tamu

Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran, Nabi Ibrahim dikenal sebagai orang yang menghormati tamu. Suatu hari datanglah seseorang ke rumahnya. Seperti biasa, Ibrahim menyuruh Sarah menghormati tamu. Sarah dipintanya menyembelih anak sapi yang gemuk. Setelah selesai dipanggang, daging itu disuguhkan.

Tamu itu rupanya sosok malaikat yang mampir ke kediaman Ibrahim karena diperintah Allah memberi kabar gembira. Sarah akan mengandung bayi. Sarah kaget dan heran, karena sudah tua, berumur lebih dari 90 tahun. Kabar itu membuat pasangan ini berbahagia, karena setelah puluhan tahun berumah tangga, akhirnya akan memiliki anak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement