Kamis 19 Apr 2018 09:55 WIB

Muslimah Malaysia Minta tidak Hakimi Perempuan dari Pakaian

Sisters In Islam mengkritik tindakan pihak keamanan Kelantan terhadap wanita.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Muslimah Malaysia
Foto: Dok Republika
Muslimah Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Sisters In Islam (SIS) mengkritik tindakan pihak berwenang di Kelantan, Malaysia baru-baru ini terhadap wanita yang mengenakan pakaian ketat, seksi atau tidak senonoh. Mereka mengatakan pakaian demikian mencerminkan sikap abad pertengahan dan terbelakang.

SIS adalah sebuah kelompok wanita Muslim atau gerakan feminisme yang berkomitmen mempromosikan dan memperjuangkan emansipasi (hak-hak) wanita di Malaysia. Dalam mengekspresikan perhatiannya, SIS mengatakan obsesi dengan tubuh perempuan dan kebutuhan mengontrol pakaian mereka telah menyiratkan perempuan kurang baik secara mental, fisik, dan spiritual.

Menurut SIS, sikap pemerintah juga terkesan menyiratkan wanita demikian berbahaya bagi tatanan moral masyarakat. Hingga saat ini, ada lebih dari 20 pemberitahuan dan surat panggilan telah dikeluarkan terhadap wanita karena pakaian mereka.

Panggilan tersebut dilakukan dalam operasi bernama 'Ops Sopan' yang dilakukan Departemen Urusan Islam Kelantan (JAHEAIK) dan Dewan Perkotaan Kota Baru (MPKB). Operasi tersebut melibatkan lebih dari 90 petugas dan dilakukan di hypermarket, hotel, dan area resor di Kelantan.

SIS mengatakan, saat ini anak perempuan mengalahkan anak laki-laki di sekolah dan wanita merupakan mayoritas dari mahasiswa di universitas negeri. Secara kerja, menurut mereka, wanita mewakili sekitar 54,6 persen dari angkatan kerja di Malaysia.

"Operasi seperti ini benar-benar meruntuhkan penghargaan perempuan telah bekerja sangat keras untuk mendapatkan penghasilan dan mengurangi nilai mereka hanya karena pakaian mereka," demikian pernyataan SIS, dilansir di The Star Online, Kamis (19/4).

Menurut SIS, pembahasan Alquran tentang bagaimana laki-laki dan perempuan harus berpakaian berpusat di sekitar konsep kesopanan. Mereka menambahkan, Surat Al-A'raf (7:26) berbicara tentang pakaian untuk menutupi ketelanjangan dan pakaian sebagai sesuatu yang indah. Ayat yang sama juga menyatakan pakaian kesalehan (taqwa) adalah yang terbaik dari semuanya.

"Kami juga prihatin operasi seperti ini sepenuhnya mengabaikan tanggung jawab laki-laki dalam mengatasi penyakit sosial, karena tidak ada laki-laki yang diberi pemberitahuan atau panggilan karena tidak menjaga kesopanan mereka, seperti menurunkan pandangan mereka di depan umum seperti yang ditentukan dalam Surah an-Nur (24:30)," ujar SIS.

SIS menyatakan, semua brosur yang diedarkan di media cetak dan online melalui media sosial juga telah dirancang untuk menargetkan, menjelekkan dan memperingatkan perempuan secara tidak adil. Namun, bukan laki-laki atau kesopanan mereka yang ditekankan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement