REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Lebih dari 160 pemukim Israel memaksa masuk menerobos ke dalam Masjid al-Aqsha dari gerbang al-Maghareba. Gerbang tersebut dijaga ketat oleh pasukan pendudukan Israel.
Dilansir di Gulf Times, Jumat (20/4), sumber-sumber Palestina mengatakan bahwa kekacauan atau gangguan yang dilakukan para pemukim itu terjadi di tengah tur provokatif di masjid tersebut. Di sana, mereka mendengarkan penjelasan tentang 'kuil yang diklaim' dan mencoba melakukan ritual Talmud.
Organisasi itu menyerukan pendukung mereka melalui media dan situs jejaring sosial untuk berpartisipasi secara luas dalam serangan ke al-Aqsha. Mereka menyebut kesempatan tersebut sebagai 'Kemerdekaan Israel'.
Intelijen dan polisi Israel telah mendahului serangan besar-besaran tersebut, dengan menangkap salah satu penjaga masjid pada Rabu lalu. Tidak hanya itu, mereka juga memanggil empat orang lainnya dan mengancam mereka untuk menjauh dari lingkungan kelompok pemukim selama serangan dan tur provokatif mereka. Para pemukim melangsungkan doa di area Bab al-Rahma yang tertutup.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Palestina sebelumnya mengutuk keputusan yang dikeluarkan oleh pengadilan di entitas Israel. Keputusan tersebut mengizinkan pemukim Yahudi untuk melantunkan "Am Yisrael Chai", yang berarti masyarakat Israel yang hidup atau hidup kembali dalam bahasa Ibrani, di dalam Masjid al-Aqsha.
Palestina mengatakan bahwa keputusan itu merupakan langkah praktis menuju pembagian Masjid al-Aqsha. Kementerian Palestina tersebut juga memperingatkan tentang akibat dari tindakan dengan peningkatan serangan para pemukim Israel tersebut ke dalam Masjid al-Aqsha sebagai hal yang teratur.