Sabtu 21 Apr 2018 09:40 WIB

Amien Rais: Tidak akan Ada Poros Ketiga

Masing-masing calon presiden harus lebih selektif untuk memilih pasangannya.

Rep: Adinda Pryankada/ Red: Teguh Firmansyah
Amien Rais
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus senior dari Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais optimistis, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti hanya menampilkan kompetisi dua pihak, yakni antara Jokowi dengan Prabowo Subianto. Mereka akan rematch seperti yang terjadi pada Pilpres 2014, tanpa adanya poros ketiga.

 

Amien menjelaskan, isu poros ketiga yang selama ini beredar hanya bersifat meramaikan suasana menjelang Pilpres 2019. Jokowi dan Prabowo sudah hampir dipastikan head to head untuk meraih posisi pemimpin di Indonesia.

"Sekarang, tinggal bagaimana caranya berkompetisi secara gentle," tuturnya ketika ditemui Republika.co.id usai mengisi acara di Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta, Jumat (20/4).

 

Banyak nama yang disebut-sebut akan maju sebagai capres, seperti Tuan Guru Bajang (TGB), Gatot Nurmantyo maupun Hidayat Nur Wahid. Tapi, menurut Amien, skenario yang masih paling masuk akal saat ini adalah persaingan Jokowi dengan Prabowo.

 

Amien melihat, Prabowo masih memiliki captive market yang dulu sekitar 46 persen. Sesungguhnya, kalau tim Prabowo menambah sedikit lagi, maka mereka sudah memiliki suara lebih dari 50 persen. "Tapi, bukan berarti kubu Jokowi diam. Mereka tentu akan bekerja keras," ujar mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tersebut.

 

Baca juga, Gerindra Kantongi 15 Nama Bakal Cawapres Prabowo.

 

Terpenting, Amien menambahkan, masing-masing capres harus memilih secara selektif pasangannya nanti. Kalau bisa, mereka menentukan cawapres dengan chemistry yang kuat sehingga bisa booming di mata pemilih.

 

Dalam berkompetisi, Amien menganjurkan semua pihak untuk bersaing secara sehat. Jangan main gertak, menyuap hingga mengunakan fitnah. Apabila menang, pihak tersebut harus menang dengan gentleman dan objektif, sehingga hasilnya akan sama-sama memuaskan. Kompetisi ini yang dibutuhkan demi menjunjung demokrasi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement