Ahad 22 Apr 2018 18:07 WIB

Tim Penyidik Masuki Kota Douma Suriah

Tim penyidik tiba di Douma dua pekan setelah serangan senjata kimia.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
 Dalam file foto yang diambil pada 14 April 2018 tampak kendaraan PBB yang membawa tim Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), tiba di hotel beberapa jam setelah AS, Prancis dan Inggris meluncurkan serangan terhadap fasilitas Suriah pascaserangan senjata kimia terhadap warga sipil, di Damaskus, Suriah. OPCW berusaha untuk menyelidiki dugaan penggunaan bom kimia di kota Douma, Suriah. Tetapi para ahli OPWC belum dapat mengunjungi tempat kejadian.
Foto: AP Photo/Bassem Mroue
Dalam file foto yang diambil pada 14 April 2018 tampak kendaraan PBB yang membawa tim Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), tiba di hotel beberapa jam setelah AS, Prancis dan Inggris meluncurkan serangan terhadap fasilitas Suriah pascaserangan senjata kimia terhadap warga sipil, di Damaskus, Suriah. OPCW berusaha untuk menyelidiki dugaan penggunaan bom kimia di kota Douma, Suriah. Tetapi para ahli OPWC belum dapat mengunjungi tempat kejadian.

REPUBLIKA.CO.ID, DOUMA -- Tim penyidik Organization of the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) akhirnya memasuki Kota Douma, pada Sabtu (21/4). Mereka tiba di Douma dua pekan setelah terjadi serangan senjata kimia di kota tersebut, yang diikuti oleh serangan balasan pasukan Barat terhadap fasilitas kimia Pemerintah Suriah.

Kunjungan tim penyidik memungkinkan lembaga itu untuk melanjutkan penyelidikan independen. Hasil penelitian akan menentukan bahan kimia apa yang digunakan dalam serangan pada 7 April lalu, yang menurut petugas medis menewaskan lebih dari 40 orang.

Douma adalah target akhir dari operasi militer Pemerintah Suriah untuk merebut kembali kendali Ghouta timur dari pemberontak setelah tujuh tahun pemberontakan. Para pemberontak itu akhirnya menyerah setelah beberapa hari pasukan pemerintah melakukan serangan.

Penyidik OPCW tiba di Damaskus beberapa jam sebelum AS, Prancis, dan Inggris menyerang fasilitas kimia Pemerintah Suriah pada 15 April. Namun, kunjungan mereka ditunda hingga Sabtu (21/4).

"Saya tidak akan menemukan harapan di dalam hati saya sampai rezim Assad dimintai pertanggungjawaban dan diberantas dari pemerintahan di Suriah," kata Bilal Abou Salah, aktivis media Douma yang meninggalkan kota itu setelah pengambilalihan pemerintah.

OPCW mengatakan dalam sebuah pernyataan, mereka mengunjungi salah satu lokasi di Douma untuk mengumpulkan sampel yang akan analisis di laboratorium. OPCW juga akan mempertimbangkan langkah-langkah di masa depan termasuk kemungkinan melakukan kunjungan lain ke Douma.

Dilansir di The Telegraph, tim penyidik akan menyusun laporan berdasarkan temuan serta informasi dan materi lain yang berhasil dikumpulkan. Tim tidak diberi mandat untuk menentukan siapa yang salah atas serangan itu.

Sebelumnya pada Selasa (17/4), tim keamanan PBB telah memasuki Douma untuk melihat apakah kota itu aman untuk dikunjungi tim penyidik OPCW. Namun, insiden tembakan senjata terhadap tim keamanan PBB membuat tim penyidik OPCW harus menunda kunjungannya ke Douma.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement