Senin 23 Apr 2018 13:55 WIB

Peneliti LSI: Sebaiknya Gerindra-PKS-PAN Usung Tokoh Baru

Nama Gatot dan Anies disebut-sebut sebagai sosok yang berpeluang melawan Jokowi.

Rep: Febrianto Adi Susanto/ Red: Bilal Ramadhan
Koalisi Gerindra-PKS-PAN
Foto: Ilustrasi
Koalisi Gerindra-PKS-PAN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ikrama Masloman mengatakan, dari hasil survei yang dirilis beberapa lembaga survei, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diketahui tidak terlalu mengalami kenaikan yang signifikan. Untuk bisa memenangi kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2019, Ikrama menilai Partai Gerindra dan PKS harus mencari tokoh alternatif.

"Hemat kami, Gerindra, PKS, PAN yang sekarang di oposisi perlu mengeluarkan nama lain selain untuk menjadi alternatif Prabowo," kata Ikrama di Jakarta, Ahad (22/4).

Partai Gerindra dan PKS kerap melancarkan kritik kerasnya terhadap pemerintah, Namun, cara tersebut dinilai kurang ampuh sehingga perlu langkah-langkah yang dilakukan secara maksimal terkait isu-isu mendelegitimasi pemerintahan hari ini.

"Kekuatannya kan begitu. Asosiasinya saya kira kurang ke Prabowo. Apakah butuh alternatif lain atau tidak," ujarnya.

Untuk alternatif, Ikrama melihat nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo dinilai sebagai sosok yang berpeluang menjadi lawan Jokowi di pilpres 2019. Namun, dirinya mengatakan, hal tersebut tergantung kebesaran hati Prabowo apakah akan tetap kokoh memaksakan tetap mengusung tokoh dari Partai Gerindra sebagai calon presiden dan PKS di posisi cawapres atau mengusung nama di luar keduanya.

Untuk diketahui, elektabilitas Prabowo di beberapa survei cenderung stagnan. Bahkan, pada survei yang dilakukan oleh Media Survei Nasional (Median) beberapa hari yang lalu, Prabowo mengalami penurunan dari 21,2 persen pada bulan Februari 2018 menjadi 20,4 persen pada bulan April 2018.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement