REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyatakan hingga Rabu (25/4) sore jumlah korban tewas dalam ledakan sumur minyak tradisional di Pasir Putih, Rantau Peurlak, Aceh Timur menjadi 18 orang. Beberapa rumah ikut terbakar.
"Korban 18 terakhir, meninggal dunia, 40-an yang luka berat ada beberapa rumah yang juga terbakar," ujar Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (25/4). Sumur minyak tempat terjadinya ledakan ini pun menurut Setyo tidak berizin atau ilegal.
Dari kejadian ini, Setyo pun meminta agar masyarakat menghindari mencari minyak dari galian sumur minyak liar. Pihaknya pun mengantisipasi adanya wilayah yang berisi galian minyak liar di berbagai tempat.
Sosialisasi minyak liar dipandang penting diberikan ke masyarakat. "Artinya memberikan pembelajaran mengelola sumur-sumur tua itu tidak boleh sembarangan tidak boleh serampangan sehingga mengakibatkan dampak yang terjadi seperti sekarang ini," ujar Setyo.
Hal tersebut menurut Setyo perlu dilakukan oleh semua pihak, tidak hanya kepolisian. Hingga saat ini, ledakan di Aceh Timur tersebut masih dalam proses pemadaman. Polri juga akan menggandeng ahli dari Pertamina dan Laboratorium Forensik untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Ini jadi panggilan kesadaran buat kita bahwa ada kejadian ini, di tempat lain jangan sampai terjadi," ujar Setyo menutup.