REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembalap Ducati Jorge Lorenzo hanya finis kesembilan di Circuit of the America (COTA), Austin, Amerika Serikat. Namun, The Mallorca mengambil beberapa hal positif di Negeri Koboi tersebut.
Lorenzo merasakan banyak kemajuan untuk modal menang di Jerez dan Le Mans. Finis kesembilan sejauh ini hasil balapan terbaik Lorenzo di Ducati. Sayangnya, Lorenzo dikalahkan secara angka oleh Andrea Dovizioso, bahkan pembalap satelit Ducati, Danilo Petrucci yang kurang menyukainya secara personal. Berikut petikan wawancara bersama Lorenzo, dilansir dari Speedweek, Rabu (25/4).
Tanya: Anda kehilangan 17,9 detik dari juara GP Amerika Marc Marquez. Bagaimana pendapatnya?
Jawab: Saya sempat mendekati Dovizioso, sampai kemudian saya mengalami graining yang menghilangan kesempatan saya berada di posisi tujuh, di belakangnya. Saya merasa bagian kanan ban terlalu kuat, sehingga saya harus mengendarai motor lima hingga tujuh per sepuluh lebih lambat.
Iannone kemudian berhasil menyusul saya dengan sangat agresif, sehingga saya harus sedikit meminggirkan motor di sektor T1, di sebelah trek. Saya kalah dua detik di babak ini. Petrucci kemudian ikut menyusul saya di mana saya tak bisa menambah kecepatan sebab graining.
Akan tetapi, saya puas sebab akhir pekan ini kami sempat kehilangan dua detik di sesi latihan bebas. Jadi, kami kalah 40 detik di balapan sesungguhnya. Sekarang, kami hanya tertinggal 18 detik dalam 21 putaran. Tanpa graining ban depan, kami sebetulnya bisa menjaga jarak 10-12 detik dan saya melihat itu kemajuan positif.
Posisi kesembilan tentu saja bukan posisi bagus sebab kami di sini targetnya memenangkan kejuaraan dan berjuang untuk menang. Itu mungkin sekarang. Kami akan lebih dekat dengan pesaing kami di balapan-balapan berikutnya.
Tanya: Apakah Anda semakin nyaman di Ducati?
Jawab: Ya, saya semakin nyaman dengan motor yang sekarang. Di Argentina saya merasa baik namun sayangnya tidak bisa menunjukkannya dalam lomba (karena terjatuh).Saya memiliki masalah sama seperti waktu bersama Yamaha. Kurva triple right saya di Ducati masih buruk sebab saya mengem udikan motor lebih miring dari pembalap lainnya. Akan tetapi, itu hanya terjadi di trek seperti COTA. Di sirkuit lain, ban depan Ducati bekerja sangat baik.
Hal terpenting adalah Anda harus nyaman dengan motor, sehingga bisa menyelesaikan semua dengan mudah. Anda bisa menaklukkan tikungan dengan agresif dan percaya diri. Andrea Dovizioso saja yang telah bersama Ducati lima tahun masih bisa menemukan kesulitan. Saya tidak mengenal Desmosedici sebaik dia, tetapi saya bisa mengikutinya.
Austin bukan salah satu trek favorit saya. Saya pikir kita akan melangkah lebih jauh ke depan, di Jerez dan Le Mans. Ini salah satu trek favorit saya di mana saya memenangkan sebagian besar balapan di sana dan Ducati belum pernah melakukannya di masa lalu. Bisa jadi itu akan berubah nanti. Mungkin saya bisa mengimbanginya sedikit dengan keterampilan membalap saya.
Tanpa sayap (winglet), Texas sulit bagi kami. Sirkuit ini membutuhkan banyak akselerasi, di mana roda depan harus ditekan ke lintasan, bahkan di tikungan cepat pun kami bisa kehilangan waktu tanpanya. Di sana kami juga tidak memiliki front downforce. Kami harus menahan gas di beberapa titik, karena ban depan kurang pakem. Larangan winglet menghantam kami, tapi begitulah adanya.
Kami harus bekerja keras memastikan motor kompetitif tanpa sayap dan kami berkembang tanpa itu. Titik lemah adalah perilaku kemudi, mesin sulit dihidupkan, dan mesin kadang terlalu agresif. Kami juga punya sisi kuat, yaitu percepatan dan kekuatan di trek lurus.