Kamis 03 May 2018 19:13 WIB

Kenaikan Harga Bawang Merah Dorong Inflasi Jawa Timur

Tingginya permintaan bawang merah tidak dapat diimbangi kecukupan pasokan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Bawang Merah
Foto: Republika/Prayogi
Bawang Merah

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pemantauan terhadap perubahan harga selama April 2018 di delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga. Hal ini mendorong terjadi kenaikan IHK sebesar 0,18 persen yaitu dari 131,16 pada Maret 2018, menjadi 131,40 pada April 2018.

"Inflasi April 2018 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,29 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, Kamis (3/5).

Dijelaskan, pada April 2018, dari tujuh kelompok pengeluaran, seluruh kelompok mengalami inflasi. Inflasi tertinggi disumbang kelompok Sandang, yakni sebesar 0,30 persen. Kemudian diikuti kelompok Bahan Makanan sebesar 0,24 persen, kelompok Kesehatan 0,23 persen, serta kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,22 persen.

"Kemudian kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar 0,18 persen, kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,13, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga sebesar 0,03 persen," ujarnya.

Teguh menambahkan, tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di Jatim pada April 2018 ialah bawang merah, daging ayam ras, dan bensin. Tingginya permintaan bawang merah yang tidak dapat diimbangi oleh kecukupan pasokan dari beberapa daerah penghasil bawang merah menyebabkan harganya mengalami kenaikan hingga pekan terakhir April .

"Kemudian, terjadinya panen bawang merah yang tidak bersamaan juga diduga menjadi penyebab berkurangnya stok bawang merah di pasaran,” kata Teguh.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap menjelang bulan Ramadhan komoditas daging ayam ras selalu mengalami kenaikan dan menjadi pendorong terjadinya inflasi. Sementara itu, kenaikan harga bahan bakar minyak non subsidi jenis pertalite pada Maret 2018 dampaknya masih dirasakan sampai April.

"Sehingga komoditas bensin masih menjadi komoditi yang ikut penyumbang terjadinya inflasi," jelasnya.

Selain komoditas-komoditas pendorong laju inflasi di atas, beberapa komoditas menjadi penghambat terjadinya inflasi di Jatim pada April 2018 ini. Tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah beras, cabai rawit, dan bawang putih.

Penurunan harga beras di pasar yang masih terjadi hingga April, turut menghambat terjadinya inflasi. Sedangkan untuk komoditas cabai rawit, saat ini stok di pasar sangat banyak. Sementara jumlah permintaan belum mengalami perubahan, yang menyebabkan harganya cenderung menaglami penurunan.

Sementara, komoditas bawang putih yang sempat mengalami kenaikan pada bulan sebelumnya, telah berangsur-angsur turun ke harga normal. Penurunan harga terjadi akibat pasokan bawang putih yang kembali normal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement