REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI -- India menjadi pasar terbesar senjata produksi Israel tahun lalu. Nilai penjualan senjata Israel ke India mencapai 715 juta dolar AS pada 2017.
Dilaporkan laman Middle East Monitor, Jumat (4/5), ekspor militer Israel meningkat 41 persen secara keseluruhan pada 2017. Distribusi penjualan terbesar, yakni sekitar 58 persen, berada di wilayah Asia Pasifik.
Adapun tiga negara teratas yang menjadi pasar senjata Israel adalah India, Vietnam, dan Azerbaijan. Tahun lalu, nilai penjualan senjata Israel ke India mencapai 715 juta dolar AS. Sedangkan ke Vietnam mencapai 142 juta dolar AS dan ke Azerbaijan mencapai 137 juta dolar AS.
Bulan lalu, India telah membatalkan larangan transaksi terhadap dua perusahaan senjata Israel yaknk Aerospace Industries dan Rafael Defense System Ltd. Dua perusahaan itu sebelumnya masuk dalam daftar hitam sejak 2006 karena dugaan suap. Namun Biro Investigasi Pusat India (CBI) telah mengajukan gugatan penutupan investigasi kriminal terhadap kedua perusahaan senjata Israel tersebut.
Penjualan senjata Israel ke wilayah Asia telah menjadi sorotan dunia internasional. Terutama terkait ekspor senjata mereka ke Myanmar yang tengah dilanda isu pembersihan etnis Rohingya. Israel dilaporkan telah menjual lebih dari 100 tank, senjata, dan perahu ke Myanmar. Myanmar telah menggunakan seluruhnya untuk mengawasi perbatasan negara dan melakukan banyak tindak kekerasan terhadap Rohingya.
Berbeda dengan Israel, AS dan Uni Eropa telah menerapkan embargo senjata ke Myanmar. Hal itu dilakukan setelah PBB menerbitkan laporan tentang adanya pembersihan etnis yang dilakukan militer Myanmar terhadap Rohingya.
Selain Asia, penjualan senjata ke Eropa menyumbang 21 persen dari pendapatan Israel. Sedangkan Amerika Utara 14 persen dan Afrika serta Amerika Latin menyumbang pendapatan sebesar tujuh persen. Mayoritas ekspor Israel terdari dari pertahanan udara, sistem radar, dan amunisi.
Baca juga: Ditjen Imigrasi Bantah Indonesia Terbitkan Visa Turis Israel