Selasa 08 May 2018 20:03 WIB

In Picture: Lintas Ekonomi dan Bisnis

.

Rep: Republika, Antara Foto/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Rupiah Semakin Tertekan Dolar AS. Petugas menghitung mata uang Dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (8/5). (FOTO : Republika/ Wihdan)

Petugas mengoperasikan alat Vapour Recovery Unit (VRU) di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Jakarta, Selasa (8/5). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Direktur Pembiayaan Pertanian - Ditjen PSP Kementan, Sri Kuntarsih usai menjadi pembicara seminar bertajuk 'Pembiayaan Komoditas Pertanian di Indonesia' yang digelar Himpunan Alumni Sekolah Bisnis IPB di Jakarta (8/5). (FOTO : Yogi Ardhi/Republika)

President Director & CEO Sequis Tatang Widjaja (kiri) secara simbolis menerima kartu aplikasi Sequis Polisku dari Head of Business Excellence & Project Management Office Dion P Guntoro sebagai tanda diluncurkannya aplikasi Sequis Polisku, di Jakarta, Selasa (8/5). (FOTO : Darmawan / Republika)

Aksi Teaktrikal 1 orang yang tergabung dalam outlet seluler di Indonesia (KNCI) di depan istana,Jakarta, Selasa (8/5/18). (FOTO : Republika/Iman Firmansyah)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp 14.028 dibanding posisi sebelumnya Rp 13.993 per dolar AS.

"Adanya potensi peningkatan inflasi di Amerika Serikat masih menjadi salah satu faktor pemicu dolar AS menguat, karena peningkatan inflasi akan mendorong tingkat suku bunga The Fed naik," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyabada di Jakarta, Selasa (8/5).

Menurut Reza, salah satu faktor yang mendorong inflasi Amerika Serikat meningkat yakni bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan. Data lapangan kerja di Amerika Serikat bertambah menjadi 164 ribu, meski di bawah estimasi pasar tetapi masih mencatatkan pertumbuhan.

 

Sementara itu Ribuan pedagang kartu perdana telepon genggam yang tergabung dalam Kesatuan Niaga Celluler Indonesia (KNCI) direncanakan kembali menggelar aksi di depan Istana Negara pada Selasa dan Rabu (8-9/5). Aksi turun ke jalan pertama digelar pada 2 April 2018.

Massa yang akan berunjuk rasa merupakan perwakilan pedagang seluler dari Jabodetabek ditambah Banda Aceh, Batam, Pekanbaru, Padang, Medan, Lampung, Bandung, Cianjur, Garut, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Solo, Semarang, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Berikut berita foto lintas ekonomi dan bisnis selengkapnya.

sumber : Republika, Antara Foto
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement