REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir perdagangan hari ini, (9/5) sebesar 2,31 persen. Perdagangan ditutup di level 5.907,94.
Pagi ini, IHSG sempat dibuka melemah 0,7 persen atau 40,54 poin di level 5.734,18. Hingga sekitar pukul 11.00 WIB, indeks saham pun terpantau masih di zona merah. Untungnya, jelang siang laju indeks saham terus positif. Secara perlahan IHSG masuk ke zona hijau.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, saham emiten Indonesia memang memiliki hasil cukup bagus. Pertumbuhan imbal hasilnya (return) pun mencapai 20 persen.
"Liquidity kita bahkan meningkat. Liquidity Indonesia lebih besar dibandingkan Thailand," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Gedung BEI Jakarta, Rabu, (9/5).
Menurutnya, pasar modal Indonesia masih dalam kondisi bagus. Hal ini didukung oleh perusahaan serta portofolio yang bagus pula.
Terkait pelemahan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir-akhir ini, Tito mengatakan disebabkan oleh dua alasan utama. Pertama, masih ada ketidakpastian (uncertainty) di perdagangan dunia dan domestik. Ketidakpastian domestik, menurutnya tidak lepas dari pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS yang terus terjadi.
Alasan kedua berhubungan dengan struktur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). "Memang pertanyaan besar bagaimana kita memperkuat struktur APBN. Okelah sekarang sepertinya minyak mau nggak mau subsidinya seperti ditambah dan itu dilepaskan merujuk Pertamina, tapi yang penting buat investor adalah kepastian dan keterbukaan," ujarnya.