REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan obyek wisata di Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi ditutup oleh Balai Taman Nasional Gunung Merapi untuk sementara. Hal itu menyusul adanya letusan freatik Merapi pada Jumat (11/5) pagi.
Beberapa obyek wisata yang ditutup adalah Tlogo Muncar dan Tlogo Nirwono di Kaliurang, Panguk dan Plunyon di Kali Kuning Cangkringan, Sapuangin Deles di Kemalang Klaten, Jurang Jero di Srumbung Magelang, dan pendakian Gunung Merapi dari Sapuangin maupun dari Selo Boyolali. Penutupan sementara sampai dengan batas yang akan ditentukan kemudian.
"Jadi kami imbau masyarakat tetap tenang. Belajar dari pengalaman erupsi Gunung Merapi tahun 2010, saat ini perintah, pemda, masyarakat, dan relawan telah meningkat tingkat kesiapsiagaannya menghadapi erupsi Gunung Merapi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan tertulis, Jumat (11/5).
Sebelumnya, sebanyak 166 jiwa pendaki Gunung Merapi di sekitar Pasar Bubrah yang berjarak sekitar 1 kilometer dari puncak kawah saat erupsi telah dievakuasi dengan selamat oleh petugas dan relawan. Namun, sebanyak delapan orang pendaki mengalami luka-luka ringan dan trauma. "Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Dia mengatakan, pascaerupsi freaktik Gunung Merapi di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah pada Jumat (11/5) pagi kondisi masyarakat telah normal kembali. Bahkan dia menyebut, tidak akan ada erupsi susulan.
"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi tetap normal. Status tetap normal (level I). BPPTK PVMBG terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi. Sebaran abu dilaporkan juga telah menghilang," kata Sutopo.
Menurut dia, saat ini masyarakat yang sebelumnya melakukan evakuasi mandiri telah kembali ke rumah masing-masing. Diperkirakan sekitar 8.890 jiwa masyarakat yang tinggal di lereng selatan Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Sleman melakukan evakuasi mandiri.
Sebelumnya mereka mengungsi secara mandiri ke Glagaharjo sekitar 2.000 jiwa, Balai Desa Umbulharjo 500 jiwa, barak Brayut Umbulharjo 400 jiwa, Puskesmas Pakem Harjobinangun 2.000 jiwa, Balai Desa Pakembinangun dan Harjobinangun 800 jiwa, lapangan Tritis Purwobinangun 800 jiwa, barak Purwobinangun 190 jiwa, Candi Binangun 2.000 jiwa, dan Balai Desa Girikerto 200 jiwa.
"Bantuan sudah berdatangan, dan beberapa lembaga dan relawan juga membagikan masker seperti PMI, Tagana, Dinas Kesehatan, dan lainnya," ungkap Sutopo.
Baca Juga: Beredar Video Detik-Detik Erupsi Freatik Gunung Merapi