Senin 14 May 2018 19:35 WIB

Polri Waspadai Kebangkitan Sel JAD yang Sempat 'Tidur'

Densus 88 pun tengah melancarkan aksi penangkapan menyusul teror bom di Surabaya.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memberikan keterangan pers mengenai penyergapan teroris. di Mabes Polri, Jakarta, Ahad (13/5).
Foto: Republika/Prayogi
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto memberikan keterangan pers mengenai penyergapan teroris. di Mabes Polri, Jakarta, Ahad (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mewaspadai kebangkitan sel Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sempat 'tidur' untuk melakukan aksi teror. Densus 88 pun tengah melancarkan serangkaian aksi penangkapan menyusul teror bom di Surabaya.

"Yang paling besar JAD di Jawa Barat dan Jawa Timur tapi kita waspadai juga daerah lain," kata Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Jakarta Senin (14/5).

Setyo mengatakan pengikut JAD juga berkembang di Bima Nusa Tenggara Barat dan Poso Sulawesi Tengah, namun penyebaran terbesar di Jabar dan Jatim. Setyo mengungkapkan, polisi memeriksa seluruh database anggota maupun pengikut JAD di Indonesia karena selama ini sel tidur JAD kerap menghindar saat diikuti intelijen.

Setyo menjelaskan, kebangkitan sel tidur melakukan serangan bom bunuh diri itu sebagai aksi balas dendam terhadap aparat kepolisian yang telah menangkap pimpinan JAD di Indonesia, Aman Abdurrahman. Awalnya, petugas menangkap Aman dugaan kasus mendanai rangkaian aksi perampokan untuk kegiatan teror dan pelatihan militer di Aceh.

Usai menjalani hukuman vonis, petugas kembali menciduk terkait tuduhan memerintahkan dan mendanai aksi teror bom di Jalan Thamrin Jakarta Pusat pada 2016. Setyo menduga rangkaian serangan bom bunuh diri di Surabaya Jawa Timur, salah satunya dipicu kebangkitan sel tidur karena aksi balas dendam penangkapan pimpinan JAD.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengemukakan, kelompok yang melakukan aksi di Polrestabes Surabaya merupakan bagian dari kelompok yang sama yang melakukan aksi di tiga gereja di Surabaya, Ahad (13/5), yakni kelompok sel Jamaa JAD di Surabaya. "Kenapa aksinya di Surabaya? Karena mereka menguasai daerah ini. Mengapa mereka melakukan aksi ini? Karena pimpinan mereka ditangkap. Instruksi juga dari ISIS sentral di Suriah," kata Tito, Senin (14/5).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement