Selasa 15 May 2018 11:36 WIB

PGGJ Papua Harap Masyarakat tidak Terprovokasi Bom Surabaya

Pemimpin agama berperan penting menjaga masyarakat dari radikalisme.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ani Nursalikah
Konferensi pers FKUB Papua terkait bom di Surabaya, Senin (14/5).
Foto: Dok Panitia
Konferensi pers FKUB Papua terkait bom di Surabaya, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua menyampaikan belasungkawa mendalam kepada para korban bom di Surabaya. Hal tersebut disampaikan FKUP Papua melalui konferensi pers di Jayapura, Senin (14/5).

"Semoga amal baktinya diterima di sisi Tuhan dan keluarga korban diberi kekuatan iman dan kesabaran," kata Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Kabupaten Jayapura (PGGJ), Robbi Depondoye, melalui pesan singkat, Selasa (15/5).

Selain itu, Robbi juga mengecam keras serta mengutuk perbuatan teror bom di rumah ibadah. Ia menegaskan perbuatan membunuh orang lain tanpa hak adalah perbuatan yang dilarang dan bertentangan dengan ajaran agama apa pun.

(Baca juga: Ustaz Somad: Pelaku Teror Bom Surabaya tak Mati Sahid)

Robbi menyatakan menyerahkan persoalan tersebut ke kepolisian dan aparat penegak hukum. Ia berharap aparat mampu menuntaskan kelompok radikalisme atas nama agama sampai ke akar-akarnya.

Selain itu, FKUB Papua juga meminta semua umat beragama tidak terprovokasi dan tetap menjaga kerukunan umat dan persaudaraan, khususnya di Tanah Papua. Pemimpin agama juga dinilai memiliki peran penting menjaga masyarakat dari radikalisme.

"Meminta kepada para pemimpin agama menyampaikan ajaran-ajaran agama yang moderat, toleran dan menghormati perbedaan sebagai ketetapan Tuhan," kata dia.

Hingga Senin pagi (14/5), rentetan teror bom terjadi di Surabaya dan Sidoarjo. Setelah bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, pada malam harinya sebuah bom kembali meledak di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Kemudian, pada pagi keesokan harinya, kembali terjadi ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement