Rabu 16 May 2018 14:28 WIB

Ipda Auzar, Ustaz yang Meninggal Ditabrak Teroris Usai Dhuha

Ipda Auzar yang bergelar haji itu aktif dalam kegiataan keagamaan dan sosial.

Sejumlah petugas kepolisian bersiaga pascaterjadi penyerangan di Polda Riau, Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5).
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah petugas kepolisian bersiaga pascaterjadi penyerangan di Polda Riau, Pekanbaru, Riau, Rabu (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Inspektur Dua Auzar, personel Direktorat Lalu Lintas Polda Riau yang meninggal dalam insiden serangan teroris di Markas Polda Riau, Kota Pekanbaru, dikenal sebagai sosok religius. Bahkan, sebelum meninggal ditabrak mobil yang dikendarai teroris saat penyerangan pada Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB tersebut, korban diketahui baru saja melaksanakan shalat Dhuha.

"Kita semua merasa kehilangan sosok beliau. Bukan hanya polisi, tapi juga ulama dan ustaz di sini," kata Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Pol Rudi Syarifudin di Pekanbaru, Rabu (16/5).

Rudi mengatakan, almarhum Ipda Auzar yang wafat pada usia 55 tahun tersebut memulai kareir di Lantas Polda Riau sejak dari Bintara hingga kini menyandang pangkat Ipda.

Selama menjadi anggota Polri, Auzar yang bergelar haji itu aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Dia diketahui kerap memberikan tausiyah hingga disebut sebagai salah satu ustaz yang disegani di internal polisi maupun masyarakat setempat.

Sebagai atasan almarhum, Kombes Rudi juga menyebut almarhum memiliki sebuah pesantren dan yayasan anak yatim piatu yang mendidik lebih dari 500 anak kurang beruntung.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang ia peroleh, Kombes Rudi mengatakan bahwa sebelum ditabrak hingga meninggal dunia, korban baru saja melaksanakan shalat Dhuha di Masjid Polda Riau yang berlokasi di lantai dua. Ibadah itu, kata Rudi, rutin dilakukan almarhum setiap pagi.

"Sebelum kejadian, beliau juga sempat memberikan pengarahan jadwal tausiyah dan kegiatan Ramadhan di lingkungan Masjid Polda Riau," ujarnya.

Selanjutnya, korban turun ke bawah untuk kembali ke ruangan kerja dan seketika ditabrak mobil yang dikendarai teroris. "Kami sangat berduka. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," ujar Rudi.

Penyerangan Mapolda Riau terjadi pada Rabu (16/5) sekitar pukul 08.30 WIB. Setidaknya ada empat terduga teroris yang menyerang anggota Mapolda Riau.

Saat itu, menurut penuturan polisi, ada mobil jenis Avanza yang memasuki Mapolda Riau. Dari mobil tersebut, turun dua orang terduga teroris yang langsung menyerang anggota. Mereka menyerang menggunakan senjata tajam. Selanjutnya, anggota langsung mengambil tindakan tegas kepada terduga teroris tersebut.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement