REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menilai tidak mungkin ada karyawan perusahaan BUMN yang mendanai teroris.
"Saya rasa sudah jelas bahwa itu (jika ada yang menjadi donatur teroris) pribadi. Tidak mungkin BUMN mendanai terorisme, mana mungkin," kata Rini di Plaza Mandiri, Jakarta Selatan, Ahad (20/5).
Hal itu, kata Rini, tidak mungkin terjadi karena pada dasarnya perusahaan tersebut merupakan badan usaha milik negara. Dengan begitu tidak ada alasan jika karyawannya bisa mendanai terorisme. "Sudah jelas, BUMN yang berarti dimiliki oleh rakyat. Secara langsung kita lakukan program yang dilakukan untuk rakyat. Tidak mungkin kita melakukan sesuatu yang melawan itu, jelas Rini.
Ia melanjutkan, jika diberitakan ada pekerja BUMN yang mendanai teroris ada kemungkinan dari individu. Untuk itu, Rini meminta setiap masing-masing harus bisa saling menjaga untuk mengingatkan kepada sesama pekerja untuk hati-hati.
"Semua kita harus punya kerja sama yang erat dansinergi yang sama untuk menjaga keamanan dan kesatuan indonesia," tutur Rini.
Salah satu terduga teroris asal Pekanbaru mengakui donatur mereka menjadi pegawai PLN Riau. Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengungkapkan pegawai yang dimaksud bernama Daulay alias Opung,tinggal di Pekanbaru, Riau. Nama tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan intensif terhadap kedua teroris, HH alias AA dan HS alias AA.
PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau menyerahkan sepenuhnya penyelidikan dugaan ada pegawai PLN daerah itu menjadi pendana terorisme seperti yang diungkap tersangka yang diringkus di Sumatera Selatan awal pekan ini.
"Saya tidak berani buat statement (pernyataan) karena kami semua kaget dengan hal itu," kata Manajer SDM dan Umum PT PLN Wilayah Riau dan Kepri, Dwi Suryo Abdullah di Pekanbaru, Jumat (18/5).