REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah tokoh lintas agama di Istana Merdeka, Rabu (16/5) siang. Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, selaku salah satu tokoh yang diundang mengatakan, Jokowi meminta para tokoh agama agar tak mudah terpancing aksi teror.
"Tokoh-tokoh beragama itu diminta untuk lebih arif dan lebih matang. Karena kalau kita larut dengan pancingan-pancingan seperti ini, itu artinya kan kita ikut jadi orang tidak matang, ya kan. Jangan kita terpengaruh dengan pancingan," ujar Nasaruddin di Komplek Istana Presiden, Jakarta (16/5).
Selain itu, Presiden juga meminta para tokoh agama memberikan wawasan keagamaan yang baik kepada masing-masing umatnya. Menurut Nasaruddin, Jokowi meyakini tingkat pemahaman keagamaan seseorang akan berpengaruh terhadap sikap seseorang.
"Presiden berkeyakinan bahwa semakin dalam pemahaman keagamaan seseorang maka insyallah itu semakin arif dan bijaksana. Jadi itu yang kita perlukan sekarang kearifan dalam rangka menghadapi tantangan di masa datang," ucapnya.
Selain para tokoh lintas agama, dalam acara ini turut hadir Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, Kepala BPIP Yudi Latief beserta jajaran pengurus BPIP yakni Romo Benny, Iman Hasiholan Sirait, Sudamek, dan Wisnu BT.
"Poin yang kita bicarakan bagaimana mempertemukan wawasan elit sedemikian rupa agar umat kita ini bisa menjadi satu di dalam menghadapi tantangan masa depan," kata Nasaruddin.
Nasaruddin pun berharap, bulan suci Ramadhan ini dapat memberikan kesejukan dan kedamaian di Indonesia. Seluruh permasalahan yang dihadapi bangsa juga diharapkan dapat diselesaikan dengan baik.
Sebelumnya, pada Ahad (13/5) siang, sejumlah tokoh lintas agama berkumpul di Gedung PBNU, Jakarta. Mereka adalah perwakilan dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia, Perwakilan Umat Buddha Indonesia, Parisada Hindu Dharma, Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Muslimat NU, dan Lembaga Persahabatan Ormas Islam dan PBNU.
Pada kesempatan itu, para tokoh lintas agama mengimbau masyarakat tidak terprovokasi atas aksi teror yang terjadi. Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faisal Zaini mengatakan, masyarakat juga diimbau agar menahan diri dan tak terprovokasi. Tokoh lintas agama juga mengajak masyarakat melaporkan peristiwa sekecil apa pun yang mengarah kepada radikalisme dan terorisme ke aparat.
Masyarakat juga diminta menghentikan spekulasi yang dapat memperkeruh peristiwa ini. Masyarakat harus memberikan menyerahkan penanganan sepenuhnya kepada aparat.
Selain itu, tokoh lintas agama mengajak semua tokoh politik dan masyarakat mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Tokoh politik dan masyarakat agar menghindari statmen yang tendensius.