Rabu 16 May 2018 23:20 WIB

Kenangan Ustaz Abdul Somad kepada Ipda Auzar Sejak 2009

Ustaz Abdul Somad berkenalan dengan Ipda Auzar saat itikaf di Masjid Nurul Islam.

Status facebook Ustaz Abdul Somad mengenang Ipda Auzar, Rabu (16/5).
Foto: Dok pri
Status facebook Ustaz Abdul Somad mengenang Ipda Auzar, Rabu (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Ustaz Abdul Somad mengenang almarhum Ipda Auzar, seorang polisi yang menjadi korban tewas serangan bom teroris di Mako Polda Riau, Rabu (16/5) pagi. Di mana, Ustaz Abdul Somad mengenal Ipda Auzar sejak 2009 lalu.

"Itikaf bersama Dr Musthafa Umar di Masjid An-Nuur Riau tahun 2009. Berkenalan dengan Pak Tri, kemudian Pak Tri membawa saya ke Masjid Nurul Islam. Di sanalah pertama kenal dengan Pak Auzar," kata Ustaz Abdul Somad melalui akun Facebook-nya yang diunggah pada Rabu (16/5) malam.

Kenangan Ustaz Abdul Somad, Ipda Auzar selalu memakai jubah putih. Selain itu,  senyumnya lepas dan orangnya ramah. "Setelah lama, baru saya tahu bahwa beliau Polisi," kata Ustaz Abdul Somad yang merupakan Tokoh Perubahan Republika 2017 itu.

Pada Rabu (16/5) pagi, Ustaz Abdul Somad mendapat kabar dari seorang polisi tentang meninggalnya Ipda Auzar. "Semoga Allah membalas segala kebaikannya," kata Ustaz Abdul Somad yang merupakan dosen di UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru tersebut.

Baca: Mengharukan, Pesan Terakhir Ipda Auzar untuk Wakapolri

Ipda Auzar merupakan  personel Direktorat Lalu Lintas Polda Riau yang juga dikenal sebagai sosok religius. Bahkan, sebelum meninggal ditabrak mobil yang dikendarai teroris, korban diketahui baru saja melaksanakan shalat Dhuha.

"Kita semua merasa kehilangan sosok beliau. Bukan hanya polisi, tapi juga ulama dan ustaz di sini," kata Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Pol Rudi Syarifudin di Pekanbaru, Rabu (16/5).

Rudi mengatakan, almarhum Ipda Auzar yang wafat pada usia 55 tahun tersebut memulai karier di Lantas Polda Riau sejak dari Bintara hingga kini menyandang pangkat Ipda. Selama menjadi anggota Polri, Auzar yang bergelar haji itu aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial.

Dia diketahui kerap memberikan tausiyah hingga disebut sebagai salah satu ustaz yang disegani di internal polisi maupun masyarakat setempat. Sebagai atasan almarhum, Kombes Rudi juga menyebut almarhum memiliki sebuah pesantren dan yayasan anak yatim piatu yang mendidik lebih dari 500 anak kurang beruntung.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang ia peroleh, Kombes Rudi mengatakan bahwa sebelum ditabrak hingga meninggal dunia, korban baru saja melaksanakan shalat Dhuha di Masjid Polda Riau yang berlokasi di lantai dua. Ibadah itu, kata Rudi, rutin dilakukan almarhum setiap pagi.

"Sebelum kejadian, beliau juga sempat memberikan pengarahan jadwal tausiyah dan kegiatan Ramadhan di lingkungan Masjid Polda Riau," ujarnya.

Selanjutnya, korban turun ke bawah untuk kembali ke ruangan kerja dan seketika ditabrak mobil yang dikendarai teroris. "Kami sangat berduka. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," ujar Rudi.

Penyerangan Mapolda Riau terjadi pada Rabu (16/5) sekitar pukul 08.30 WIB. Setidaknya ada empat terduga teroris yang menyerang anggota Mapolda Riau. Markas Kepolisian Daerah Riau diserang sekelompok orang tak dikenal pada Rabu (16/5). Penyerangan itu dilakukan oleh lima orang dengan menggunakan mobil Toyota Avanza bernomor polisi BM 1192 RQ.

Sekitar pukul 9.00 WIB mobil mencoba menerobos ke Mapolda Riau. Namun, mobil tersebut dihalangi personel kepolisian. Empat orang keluar dari mobil tersebut dan menyerang dengan samurai atau sajam yang mengakibatkan dua anggota luka. Kemudian, sekelompok orang tidak dikenal tersebut dilumpuhkan dengan tembakan, empat tewas satu lainnya kabur dengan mobil.

Satu pelaku yang kabur sempat menabrak seorang personel kepolisian, yakni Ipda Auzar. Auzar pun tewas setelah dilarikan ke RS Bhayangkara. Pelaku pengguna mobil tersebut kini sudah dibekuk oleh pihak kepolisian.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement