REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperlihatkan ungkapan dukungannya untuk perusahaan telekomunikasi asal Cina yaitu ZTE. Hal tersebut dinilai bertentangan dengan sikap Trump sebelumnya.
Sejak awal pekan ini, Trump terlihat memberikan dukungan pada ZTE dengan beberapa pernyataanya di akun Twitter pribadinya. Hal itu menujukkan Trump bertentangan dengan Departemen Perdagangan AD dan keputusannya untuk memberlakukan pembatasan perdagangan dengan ZTE.
"Tidak ada yang terjadi dengan ZTE kecuali karena berkaitan dengan kesepakatan perdagangan yang lebih besar," kata Trump melalui akun Twitter, seperti dikutip AP News, Rabu (16/5). Dia mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum melihat tuntutan dari Cina.
Padahal, Gedung Putih sudah memastikan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan memimpin pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri Cina Liu He pada Kamis (17/5) dan Jumat (18/5) pekan ini. Menteri Perdagangan AD Wilbur Ross, Wakil Perdagangan AS Robert Lighthizer, penasihat ekonomi Gedung PutihLarry Kudlow, penasihat perdagangan Peter Navarro, dan Everett Eissenstat juga akan berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.
Sebelumnya, Trump sudah menargetkan perolehan pendapatan tarif impor dari produk-produk Cina hingga 150 miliar dolar AS. Sementara Cina menargetkan 50 miliar dolar AS dalam produk AS.
Sementara itu, Senator Marco Rubio mengatakan ZTE merupakan agen pemerintah Cina. Mereka tidak hanya mencuri rahasia keamanan nasional, mereka mencuri rahasia komersial. "Mereka akan menggunakan telepon ZTE untuk memata-matai perusahaan Amerika dan mencuri kekayaan intelektual mereka," tutur Rubio.