REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dr Hayati Syafri, dosen bercadar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, mengungkapkan kekecewannya terhadap stigma negatif yang disematkan pada umat Muslim yang mengenakan simbol-simbol agama Islam. Meski begitu, Hayati mengaku tidak heran, apalagi belakangan bermunculan aksi teror yang pelakunya mengatasnamakan Islam dan mengenakan atribut agama Islam, termasuk cadar bagi Muslimah.
"Simbol-simbol Islam memang akan dijadikan alat untuk menjadikan Islam sebagai agama yang citranya dipojokkan," ujar Hayati, Kamis (17/5).
Hayati sendiri sudah berbulan-bulan ini berjuang mempromosikan cadar sebagai busana Muslimah yang jauh dari paham radikal dan eksremisme. Ia mulai bercadar di akhir 2017 lalu, hingga kini.
Meski pertentangan justru datang dari pimpinan di kampus tempatnya ia mengajar, Hayati tetap kukuh bercadar. Ia bahkan terpaksa libur mengajar selama satu semester karena keputusannya ini.
"Padahal, Islam itu rahmatan Lil alamiin. Jauh dari unsur kekerasan. Skripsi sarjana saya tentang perjuangan anti kekerasan. Dari dulu selalu tidak setuju dengan kekerasan," katanya.
Hayati berjanji akan terus menumbuhkan kesan positif di tengah masyarakat tentang busana Muslimah seperti cadar. Caranya, lanjutnya, dengan tetap bersosialisasi dan menjalin komunikasi intensif dengan masyarakat, lingkungan kampus, dan keluarga sendiri.
Pada prinsipnya, Hayati menekankan bahwa tidak sepantasnya cadar dipandang secara sempit sebagai implementasi paham radikal. Sebelumnya, sebuah video viral di internet menampilkan aparat yang memeriksa seorang pria berbaju koko dan sarung cingkrang membawa kardus dan tas ransel.
Pria tersebut tampak marah-marah sambil membongkar kardus dan ransel bawaannya atas perintah polisi yang membawa senjata laras panjang. Di Youtube, video tersebut berjudul "Takut Bawa Bom, Santri ini Digeledah" diunggah oleh akun bernama Video Pesanan.
Video lainnya, wanita bercadar tampak diperiksa petugas setelah diturunkan dari sebuah bus di sebuah terminal. Video tersebut juga diunggah di Youtube dengan nama akun Jatim Times.