REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Menteri Sosial Idrus Marham memberikan jaminan penyembuhan bagi anak korban serangan teroris yang terjadi di Surabaya beberapa hari lalu. Dia mengatakan jaminan pengobatan dilakukan dalam beberapa tahap.
Idrus mengatakan tahap pertama, Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan bantuan sebesar Rp 15 juta. “Kemudian nantinya akan dilakukan penanganan sesuai dengan kebutuhan apakah psikologi atau kebutuhan material," kata Idrus saat memenuhi agendanya di Kreasi Cerdas untuk Negeriku bersama Wana Artha Life di ICE BSD City, Pagedangan, Tangerang Selatan, Kamis (17/5).
Dia menambahkan ada beberapa korban usia anak kecil yang saat ini masih di dalam penanganan sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan penyembuhan. Apalagi beberapa di antaranya merupakan anak pelaku teroris.
Polisi berjaga saat berlangsung penggeledahan di rumah terduga teroris di Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (17/5). (Antara/Zabur Karuru)
Ajaran dan pendidikan yang diberikan oleh orang tua mereka yang beberapa waktu lalu menjadi pelaku bom bunuh diri menjadi hambatan bagi Kemensos dalam melakukan pendekatan kepada mereka. "Sampai saat ini masih melakukan pendekatan. Soalnya masih sulit untuk berkomunikasi dengan mereka," ujar Idrus.
Sampai saat ini, selain menyiapkan anggaran untuk menangani penyembuhan korban anak, Kemensos sudah mengirim tim psikolog. Tim bertugas melakukan metode khusus dalam proses penyembuhan anak-anak itu.
“Kami sudah mengirim Tim dari Kak Seto untuk melakukan pendekatan. Bagaimanapun meskipun mereka merupakan salah satu orang yang ada di dalam kejadian, mereka tetap korban," kata dia.
Dirjen Rehabilitasi Sosial Edi Suharto mengatakan Kemensos akan melakukan pembinaan sampai dengan korban anak tindak terorisme ini sembuh. "Tentunya akan banyak tindakan untuk mengobati kejiwaan mereka. Bagaimanapun mereka adalah korban yang harus kami rangkul," ujarnya.
Infografis Rangkaian Teror Bom di Surabaya dan Sidoarjo.