Jumat 18 May 2018 04:03 WIB

Awal Mula Demonstrasi Berdarah Palestina Terungkap

Polisi Israel menyasar demonstran yang memegang bendera Palestina.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nur Aini
Seorang warga Palestina membawa ketapel pada peringatan 70 tahun hari Nakba (hari di mana warga Palestina diusir secara besar-besaran oleh Israel) di Ramallah, Tepi Barat Palestina, Selasa (15/5)
Foto: Mohamad Torokman/Reuters
Seorang warga Palestina membawa ketapel pada peringatan 70 tahun hari Nakba (hari di mana warga Palestina diusir secara besar-besaran oleh Israel) di Ramallah, Tepi Barat Palestina, Selasa (15/5)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Polisi Israel menyasar warga Palestina yang memegang bendera pada saat demonstrasi memrotes pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem. Mereka merebut dan merobek bendera tersebut. Hal itu disebut menjadi awal pecahnya bentrokan antara polisi Israel dan massa demonstrasi Palestina.

Saat melakukan aksinya, para pengunjuk rasa menarik bendera Palestina dan melambaikan tangan mereka. Hanya butuh beberapa menit, polisi menyerbu ke kerumunan demonstran dan merobek bendera tersebut.

"Mereka datang masuk (ke kerumunan demonstran) seperti banteng yang melihat bendera merah," kata seorang demonstran seperti yang dilansir di Hareetz, Kamis (17/5).

Dalam prosesnya, aksi yang dimulai dengan demonstrasi damai berubah menjadi pertikaian antara pasukan Israel dan demonstran. Aksi berakhir dengan kekerasan di mana pasukan Israel mendorong dan akhirnya membubarkan para demonstran.

"Polisi menjadi gila," kata anggota Knesset dari koalisi Joint List, Aida Touma-Sliman.

Aida menceritakan, tidak satupun dari demonstran yang menyerang pasukan Israel. Tentara tersebut langsung menyerang para demonstran saat melihat tanda dengan bendera Palestina.

"Seolah-olah mereka terlihat, saya tidak tahu apa dan mulai memukul," ujarnya.

Berkenaan dengan demonstrasi minggu ini di dekat kedutaan AS di Yerusalem, Polisi Israel mengatakan bahwa mereka mengizinkan dilakukanya aksi protes. Namun, mereka mengklaim bahwa para demonstran sengaja melakukan provokasi hingga kekerasan pecah.

"Pada tahap tertentu, di luar pengibaran bendera, ada imbauan hasutan, manifestasi kekerasan terhadap polisi, dan provokasi yang disengaja yang bertujuan mengganggu ketertiban umum yang melanggar hukum dan kondisi yang disepakati untuk demonstrasi," kata polisi dalam pernyataannya.

Aksi protes saat diresmikannya pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, Senin (14/5) lalu. Kementerian kesehatan Palestina mengungkapkan korban meninggal dalam aksi protes sebanyak 58 orang.

Lebih dari 2.700 demonstran Palestina terluka di sepanjang pagar perbatasan dengan Gaza. Setidaknya 1.350 orang yang terluka karena tembakan. Protes massal itu dimulai pada 30 Maret dan telah menyebabkan puluhan orang tewas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement