Ahad 20 May 2018 20:12 WIB

20 Tahun Reformasi, Ini Kata BJ Habibie

BJ Habibie mengatakan banyak hal dilalui bangsa Indonesia selama 20 tahun reformasi.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Presiden ketiga RI BJ Habibie (kiri) bersama dengan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyapa wartawan seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (20/5).
Foto: Republika/Prayogi
Presiden ketiga RI BJ Habibie (kiri) bersama dengan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyapa wartawan seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Ahad (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bangsa Indonesia memperingati 20 tahun reformasi pada bulan Mei ini. Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie mengatakan banyak hal yang telah dialami dan dilalui oleh bangsa Indonesia, sejak tumbangnya rezim Orde Baru pada 1998 silam.

"Tiap bangsa dan masyarakat memiliki dasar untuk perjuangan. Itu yang dinamakan konstitusi, disesuaikan dengan budayanya dan keadaannya," kata BJ Habibie di kediamannya kawasan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad (20/5).

Habibie mengatakan, dalam rezim Orde Lama dan Orde Baru, Indonesia tidak memiliki Mahkamah Konstitusi (MK). Sehingga, untuk menentukan sesuatu, mengikuti keputusan penguasa, dalam hal ini presiden. Habibie juga menyoroti keberadaan dasar negara, yakni Pancasila. Ia mengingatkan Pancasila bukan suatu teori yang dikembangkan oleh sekelompok ilmuan dalam ilmu sosiologi. Namun, Pancasila adalah rumusan yang diakui oleh generasi Bung Karno (Soekarno) dan sang proklamator sendiri.

"Pancasila digali dari tubuh bangsa Indonesia. Sudah mencerminkan nilai-nilai utama," ujarnya.