REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin (21/5) mendesak Cina menjaga perbatasan dengan Korea Utara (Korut). Desakan tersebut disampaikan Trump menjelang pertemuannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un pada bulan depan untuk pelucutan nuklir.
"Cina harus terus menjadi kuat dan memperketat pengawasan di Perbatasan Korea Utara sampai kesepakatan dibuat. Kabarnya adalah bahwa baru-baru ini Perbatasan menjadi jauh lebih berpori dan lebih banyak tersaring. Saya ingin ini terjadi, dan Korea Utara menjadi sangat sukses, tetapi hanya setelah penandatanganan!" kata Trump di Twitter.
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut masalah perbatasan Korea Utara-Cina dalam setiap kesepakatan, yang mungkin dicapai dalam pelucutan nuklir itu. Trump mengatakan pertemuannya dengan Kim berlangsung pada 12 Juni di Singapura.
Pada pekan lalu, Pyongyang mengancam membatalkan pertemuan apa pun jika Washington terus mendesak pelucutan nuklir secara sepihak. Sebagai tanggapan, Trump mengatakan bahwa sejauh yang dia tahu, pertemuan itu berjalan dan berusaha menenangkan Kim dengan mengatakan pemimpin Korea Utara akan dilindungi sebagai bagian dari kesepakatan.
Pada pekan lalu, Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa Kim mungkin dipengaruhi Beijing, sekutu utama Korea Utara, setelah dua kunjungan baru-baru ini ke Cina.